MTI Catat Penurunan Tajam Penumpang Angkutan Umum Pasca-Pandemi

Senin, 27 April 2020 - 13:14 WIB
loading...
MTI Catat Penurunan Tajam Penumpang Angkutan Umum Pasca-Pandemi
Terminal indusk di Bekasi sepi dari aktivitas setelah pemberlakuan PSBB serta larangan mudik Lebaran oleh pemerintah. Foto/Okezone
A A A
JAKARTA - Penurunan jumlah penumpang terjadi pada semua jenis moda transportasi sejak pandemi Covid-19. Diperkirakan akan banyak pemutusan hubungan kerja (PHK). Ketua bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengungkapkan penurunan bus yang beroperasi pada Maret lalu sekitar 246.785 unit atau 18,35% dibandingkan bulan sebelumnya.

"Jumlah penumpang bus juga mengalami penurunan pada Maret (setelah kasus Covid-19 pertama) dibandingkan dengan Februari sebesar 1.885.943 orang atau 19,57%," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (27/04/2020).

Berdasarkan Direktorat Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), saat ini ada 346 perusahaan bus Antar-Kota Antar-Provinsi (AKAP), 56 angkutan travel atau Antar-Jemput Antar-Provinsi (AJAP), dan 1.112 perusahaan bus pariwisata.

(Baca Juga: Angkutan Umum Belum Bisa Beroperasi, Organda Surabaya Tagih Insentif)

Jumlah pengemudi dan asisten pengemudi bus pariwisata tercatat sebanyak 2.428 orang. Sedangkan tenaga kerja sebagai pengemudi, kapten, dan asisten kapten Bus AKAP 3.900 orang. Secara keseluruhan ada 6.328 tenaga kerja pekerja transportasi umum, baik bus AKAP dan bus Pariwisata yang di-PHK sejak wabah Covid-19 diumumkan di Indonesia.

Djoko mengatakan selama Februari-Maret 2020 jumlah keberangkatan bus di seluruh terminal Indonesia mengalami penurunan sebesar 17,24% dan kedatangan turun 22,04 persen. Penurunan pergerakan bus AKAP ini diprediksi akan merembet pada sektor usaha lain, yakni rumah makan.

"Mobilitas bus yang terhenti juga berpengaruh pada sejumlah rumah makan yang tutup. Bus-bus yang tidak singgah sementara waktu di rumah makan turut menambah pekerjanya yang menganggur," ucapnya.

Moda transportasi udara pun bernasib sama. Data dari 50 bandara di Indonesia selama Maret hingga 15 April, penumpang domestik menurun 72% dan luar negeri 98,95%. Pesawat yang melayani penerbangan domestik turun 57,42% dan internasional turun 96,58%.

Penggunan jasa kapal penyebrangan pun ambrol. Data dari tujuh pelabuhan, yakni Merak, Bakauheni, Ketapang, Lembar, Batam, Bitung, dan Kayangan ada periode Maret-15 April 2020, menunjukan penurunan. Penumpang (pejalan kaki) turun 23% dan kendaraan turun 13%. Sementara untuk angkutan laut selama 1-15 April 2020 terhadap periode yang sama tahun 2019 terjadi penurunan sebesar 76%.

Moda transportasi berbasis rel pun mengalami penurunan yang drastis. Penumpang Kereta api (KA) jarak jauh dan loka turun 27%. Sedangkan, penumpang moda raya terpadu, kereta listrik, KA Bandara, dan lintas rel terpadu mengalami penurunan hingga 45,9%.

Selanjutnya, untuk penumpang angkutan KA jarak jauh dan lokal menurun 27%. Sedangkan penumpang MRT, KRL, KA Bandara dan LRT menurun 45,9%. Moda transportasi umum, terutama jarak jauh, berhenti total karena pemerintah melarang mudik mulai 24 April hingga 1 Juni 2020.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1978 seconds (0.1#10.140)