Tingkatkan Produksi Pertanian, SNI Pupuk Andil Perkuat Ketahanan Pangan

Senin, 05 September 2022 - 15:26 WIB
loading...
Tingkatkan Produksi...
Pemilihan Pupuk SNI Maksimalkan Hasil Panen. Petani menaburkan pupuk di persawahan Kabupaten Gowa, Minggu (4/9/2022). Pemilihan pupuk berkualitas dan memenuhi SNI jadi salah satu kunci keberhasilan pertanian. Foto: Sindonews/Muchtamir Zaide
A A A
MAKASSAR - Perubahan iklim hingga konflik global yang menghambat rantai pasok bahan makanan, membuat Indonesia was-was terhadap ancaman krisis pangan .

Dibutuhkan peran setiap pihak untuk bahu-membahu dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, salah satunya mendorong peningkatan produksi pertanian.



Badan Standardisasi Nasional (BSN) berkomitmen untuk turut ambil bagian dalam upaya tersebut. Diwujudkan melalui pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pupuk yang berperan krusial dalam meningkatkan produksi pertanian.

Diketahui, BSN telah menetapkan 29 SNI pupuk , sejalan dengan program peningkatan produksi dan kualitas pertanian di Tanah Air.

"Dari 29 SNI pupuk yang telah ditetapkan, 9 SNI diberlakukan secara wajib," ungkap Kepala BSN, Kukuh S Achmad pada Selasa (2/8/2022) lalu, yang dilansir dari situs www.bsn.go.id.

Adapun SNI pupuk yang diberlakukan wajib, diantaranya SNI 2801:2010 Pupuk urea; SNI 2803:2012 Pupuk NPK padat; SNI 02-1760-2005 Pupuk amonium sulfat; SNI 02-0086-2005 Pupuk tripel super fosfat.

Selanjutnya, SNI 02-2805-2005 Pupuk kalium klorida; SNI 02-3769-2005 Pupuk SP-36; SNI 02-3776-2005 Pupuk fosfat alam untuk pertanian; SNI 7763:2018 pupuk organik padat; SNI 8267:2016 Kitosan cair sebagai pupuk organik – Syarat mutu dan pengolahan.

Menurut Udin, salah seorang distributor pupuk di Sulawesi Selatan (Sulsel), penggunaan pupuk ber-SNI berdampak signifikan pada hasil panen petani, baik produksi komoditas padi, jagung, cabe merah, kedelai, tebu rakyat, cengkeh, semangka, dan lain-lain.

Tidak tanggung-tanggung, dapat meningkatkan produksi sekitar 50 hingga 60 persen. Hal itu berdasarkan pengamatan yang dia lakukan bersama tim-nya yang kerap mengunjungi areal pertanian.

"Perbedaan memang tinggi ketika menggunakan pupuk ber-SNI, peningkatan produksi bisa sampai 50-60 persen," urai Udin, kepada SINDOnews, Sabtu (3/9/2022).



Lanjut dia, pupuk ber-SNI juga lebih mudah diterima oleh petani karena memiliki jaminan mutu dari pemerintah. Hal itu menambah keyakinan bahwa produksi dapat melimpah.

"Petani tidak ragu menggunakan SNI karena jelas ada izinnya, sudah standar nasional. Jadi ada jaminan kualitas untuk penggunaan. Kalau tidak ada SNI, petani ragu," jelas Udin.

Jenis pupuk yang biasanya dia jual kepada petani terdiri dari dua, yaitu subsidi dan non subsidi. Pupuk subsidi yaitu urea dan NPK yang hanya disalurkan di tiga kecamatan di Kabupaten Maros, Sulsel.

Sedangkan pupuk non subsidi adalah NPK Pelangi yang biasanya didistribusikan hampir di semua wilayah di Provinsi Sulsel.

"Untuk distribusi pupuk subsidi dibagi per wilayah, saya khusus menangani tiga kecamatan di Maros. Kalau non subsidi, semua daerah di Sulsel," pungkas Udin.

(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3575 seconds (0.1#10.140)