Mengukur Emiten Pencetak Cuan Tertinggi buat Investor
loading...
A
A
A
Lantas, sektor apa yang mendominasi WAI positif? Rupanya, sektor perbankan berkontribusi signifikan dalam daftar perusahaan SWA 100 2022 yang mencetak WAI positif. Ada BCA, Bank Raya, Bank Mega, Bank Sinar Mas, dan Maybank. Kemudian, sektor material berkontribusi 7 perusahaan, yaitu Merdeka Copper Gold, Chandra Asri Petrochemical, Barito Pacific, Aneka Tambang, Fajar Surya Wisesa, Vale Indonesia, dan PT Timah.
Sektor energi tahun ini pencetak WAI positif naik menjadi 5 perusahaan: Bayan Resources, Golden Energy Mines, PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Harum Energy, dan Indo Tambangraya Megah.
Di mata Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, analis Binaartha Sekuritas, sektor perbankan berkilau dalam mencetak WAI positif lantaran Indonesia sangat diuntungkan dengan kondisi fundamental yang solid. Kondisi fundamental mendorong terjadinya peningkatan kinerja pertumbuhan kredit.
"Terlebih, di masa pandemi, ada faktor mitigasi risiko, misalnya dari pemerintah melalui OJK melaksanakan program restrukturisasi kredit untuk menstabilkan perekonomian," jelas Nafan.
Nah, untuk mengapresiasi perusahaan-perusahaan SWA100 hebat yang berhasil mencetak cuan atau WAI tinggi, SWA Group menghelat ‘Conference & Virtual Awarding SWA 100: Perusahaan Pencetak Cuan Tertinggi bagi Investor Publik’ pada Kamis, 8 September 2022 jam 13.30 – 16.30 WIB. Webinar ini dibuka oleh Kemal E. Gani dan menghadirkan tiga pembicara penting.
Sesi pertama dengan tema diskusi ‘Bangkit dari Pandemi, Cetak Kekayaan bagi Investor’ menghadirkan pembicara Sutanto Hartanto, Managing Director PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek) Tbk dan Suhendra, Direktur PT Golden Energy Mines Tbk. Sementara itu, sesi kedua dengan topik ‘Methodology and Overview of Best Wealth Creators Ranking’ dengan pembicara Martin Swarz, Executive Director Stern Value Management.
Ke depan, agar perusahaan Indonesia terus meningkat kinerjanya, terutama pada pascapandemi, Martin Schwarz, Direktur Eksekutif-Keuangan dan Operasi SVM, menyarankan tiga hal yang perlu dilakukan. Pertama, menavigasi situasi geopolitik yang sensitif. Kedua, melindungi diri mereka sendiri/mencari keuntungan dari adanya potensi resesi di seluruh dunia. Ketiga, meningkatkan perencanaan permintaan internal dan proses pengadaan untuk mengatasi kemacetan rantai pasokan yang berkelanjutan.
“Bahkan, perusahaan tertentu akan mendapatkan keuntungan lebih daripada yang lain. Potensi resesi dunia merupakan hambatan besar, terutama bagi perusahaan material dan sumber daya alam, meskipun ada beberapa peluang mengingat situasi geopolitik di Eropa dan Asia dengan AS dan China,” jelas Martin.