Raup Cuan dengan Modal Ponsel dan Internet, Begini Caranya

Jum'at, 09 September 2022 - 22:22 WIB
loading...
Raup Cuan dengan Modal...
Meski bekerja dari rumah, setiap orang tetap bisa produktif dan kreatif. Ilustrasi Foto/pexels/karolina grabowska
A A A
JAKARTA - Teknologi digital telah banyak mengubah tren dan perilaku kehidupan masyarakat termasuk profesi atau pekerjaan. Selain munculnya beragam profesi baru, kemajuan teknologi informasi menawarkan berbagai kenyamanan bagi setiap orang dalam mencari pendapatan atau berbisnis hingga mendulang cuan.

Dalam webinar bertajuk “Meraup Cuan Sambil Rebahan di Era Digital” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rabu (7/9), Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UMI Makassar Izki Fikriani Amir mengatakan, saat ini terjadi pergeseran karena profesi pekerjaan semakin banyak seiring kemajuan teknologi digital. Generasi milenial masa kini pun lebih tertarik dengan pekerjaan yang bisa dikerjakan dimanapun dan kapanpun.

Di lain pihak, tren permintaan pekerjaan pun berubah dan lebih fokus mengedepankan pemanfaatan teknologi, sehingga keterampilan digital menjadi tuntutan.

“Pahami apa kebutuhan pekerjaan di era digital ini sehingga kita dapat mempersiapkan. Selain itu, diharapkan memiliki skill dan kemampuan teknologi agar dapat bertahan di era digital saat ini,” ujarnya, dikutip Jumat (9/9/2022).



Adapun beberapa pekerjaan yang hadir di era digital di antaranya social media specialist, selebgram atau pemengaruh, kreator konten, penulis konten, Youtuber, pemasaran digital, programmer, desain grafis, dan web developer.

Agar tidak salah pilih pekerjaan di era digital, pastikan selalu meng-update portofolio, menciptakan kehadiran daring atau online presence, melamar pekerjaan sesuai spesifikasi, mencari perusahaan yang budaya kerjanya cocok, dan mempersiapkan diri untuk segala macam wawancara.

Seiring masifnya penggunaan media sosial (medsos), Izki juga menyarankan untuk memanfaatkan medsos dengan maksimal.

“Aktif gunakan medsos, bukan sekadar mengunggah kegiatan sehari-hari tapi lebih ke tujuan yang ingin dicapai, misalnya dengan mengunggah konten atau story yang bisa menggambarkan skill kita. Tips lainnya, kuasai software dan aplikasi terkait, serta perluas wawasan dan kemampuan berbahasa Inggris,” saran dia.

Dalam webinar yang ditujukan untuk komunitas masyarakat di Sulawesi dan sekitarnya itu, relawan Mafindo Fachruddin Palapa menyoroti budaya bekerja dari rumah alias work from home (WFH) yang dipicu hadirnya pandemi Covid-19 dan kini banyak menjadi pilihan.

Meski bekerja dari rumah, setiap orang tetap bisa produktif dan kreatif. Beberapa pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah dan bisa menghasilkan cuan antara lain pengajar online, asisten virtual, captioner, proofreader atau korektor, desain grafis, instruktur, pengelola media sosial, pengisi suara atau dubber.

“Mengajar online bisa dilakukan dengan menggunakan platform seperti Zoom atau Google Meet. Di luar negeri, sebagian besar dibayar mulai dari USD25 per jam,” ungkapnya.

Dia menambahkan, profesi pengelola medsos juga cukup menjanjikan, termasuk jelang pemilihan umum atau Pemilu biasanya jasa pengelola medsos akan banyak dibutuhkan dan dicari.

“Jelang Pemilu 2024 serentak nanti, jasa pengelola medsos akan banyak dibutuhkan karena semua parpol dan politisi akan membutuhkan, termasuk lembaga konsultan politik,” ucapnya.



Lebih lanjut, Fachruddin menyebutkan beberapa keuntungan WFH di antaranya tidak perlu bepergian setiap hari, menghemat waktu dan uang, kenyamanan dalam bekerja, jam kerja lebih fleksibel, dan bisa menciptakan lingkungan kerja sendiri.

Adapun kelemahannya antara lain tidak ada interaksi secara langsung dengan orang lain, kadang-kadang ada gangguan, dan gaya hidup tidak sehat.

Sementara itu, Penulis dan Founder Gandjel Rel Wuri Nugraeni menyampaikan ihwal pekerjaan sebagai reseller dan dropshipper yang juga menjadi tren seiring meningkatnya belanja online dan e-commerce.

Untuk diketahui, reseller adalah orang yang membeli produk dari supplier atau pemasok barang, kemudian dijual lagi dengan harga lebih mahal.

Sedangkan dropship adalah teknik pemasaran online, di mana penjual tidak perlu stok barang. Saat produk terjual, dropship meneruskan pesan ke supplier.

“Persamaan reseller dan dropship itu sama-sama merupakan bagian dari jaringan pemasaran, menjual produk yang diambil dari supplier, dan sama-sama bisa jualan pakai ponsel dan medsos untuk promosi. Adapun perbedaannya yang utama adalah dropship itu tidak menyetok barang, cukup pakai modal HP dan aplikasi untuk promosi,” urainya.

Dari segi margin keuntungan, reseller biasanya mendapatkan keuntungan sekitar 10-20% dan dropshipper sekitar 5-15%. Terkait mana yang lebih menguntungkan, menurut Wuri tergantung kondisi dan kesiapan masing-masing individu. Misalnya, bagi yang punya uang mencukupi dan punya gudang, bisa mencoba menjadi reseller.

Namun, untuk pemula atau yang belum pernah berjualan, bisa memilih dropship dulu dengan catatan pilih supplier yang mampu menjaga kualitas dan pelayanan.

“Kalau ditanya bisnis apa yang lebih menguntungkan? Bisnis yang menguntungkan adalah bisnis yang dikelola setiap hari, bukan bisnis yang dikelola berdasarkan mood, bukan berapa modal awalnya, dan bukan semata tentang dropship atau reseller,” pungkasnya.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Kominfo, diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif di era industri 4.0.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1536 seconds (0.1#10.140)