Surplus Anggaran Rusia Menyusut Dihantam Sanksi Barat dan Pemutusan Gas Eropa
loading...
A
A
A
MOSKOW - Surplus anggaran Rusia telah menyusut secara signifikan yang diyakini menjadi sinyal terbaru bahwa keuangan Moskow mulai merasakan tekanan dari sanksi Barat dan keputusan Kremlin mematikan pasokan gas ke Eropa .
Surplus anggaran menyempit menjadi 137 miliar rubel (1,9 miliar pounds) dalam delapan bulan pertama tahun 2022. Angka tersebut menyusut tajam dari sebelumnya 482 miliar rubel, berdasarkan years to date dari bulan sebelumnya.
Keuangan Rusia seperti diketahui telah mendapat dorongan seiring dengan melonjaknya harga energi yang dampaknya membuat pendapatan semakin besar sejak menginvasi Ukraina.
Tetapi para ekonom memperingatkan surplus Rusia kemungkinan akan berubah menjadi defisit pada bulan September 2022, karena pendapatan pemerintah terpukul oleh menyusutnya penjualan energi ke Eropa. Pendapatan dari energi dapat diperas lebih lanjut karena harga gas terus turun.
Harga gas acuan di Eropa turun 9pc dan terus ke level terendah dalam sebulan pada perdagangan 13 September, lalu karena Uni Eropa (UE) terus menyusun proposal untuk menghindari krisis energi musim dingin, termasuk langkah-langkah untuk mengekang permintaan listrik.
Harga gas tergelincir ke 192 euro per megawatt jam, turun lebih dari 40pc pada level tertinggi yang dicapai pada bulan Agustus.
Diterangkan juga bahwa terjadi penurunan tajam pada ekspor energi Rusia selama Agustus 2022, hingga menyebabkan defisit bulanan sebanyak 360 miliar rubel atau setara USD5,9 miliar.
Rusia mencatat surplus hampir 500 miliar rubel dalam tujuh bulan pertama tahun 2022. Tetapi total kumulatif mengalami penurunan menjadi hanya 137 miliar rubel bulan lalu, menunjukkan defisit besar pada Agustus yang dikaitkan oleh para ekonom karena penurunan tajam dalam pendapatan minyak dan gas.
Surplus Rusia selama enam bulan pertama tahun ini mencapai 1.37 triliun rubel ditopah harga energi yang melonjak. Namun aliran gas Rusia ke Eropa telah berkurang menjadi sekitar seperlima dari pengiriman pra-invasi.
Pada awal September, Moskow mengatakan akan menjaga Nord Stream 1, yang membentang di bawah Laut Baltik ke Jerman tetap ditutup tanpa batas waktu kecuali barat mencabut sanksi yang dijatuhkan atas invasi Moskow ke Ukraina.
Harga minyak yang berkontribusi lebih dari gas terhadap anggaran Rusia, juga telah menurun tajam sejak Juni. Harga internasional telah turun dari sekitar USD120 per barel menjadi di bawah USD100. Rusia juga harus mendiskon minyaknya lebih lanjut untuk mendorong pembeli baru seperti India untuk mengambil barel yang pernah pergi ke Eropa.
Surplus anggaran menyempit menjadi 137 miliar rubel (1,9 miliar pounds) dalam delapan bulan pertama tahun 2022. Angka tersebut menyusut tajam dari sebelumnya 482 miliar rubel, berdasarkan years to date dari bulan sebelumnya.
Keuangan Rusia seperti diketahui telah mendapat dorongan seiring dengan melonjaknya harga energi yang dampaknya membuat pendapatan semakin besar sejak menginvasi Ukraina.
Tetapi para ekonom memperingatkan surplus Rusia kemungkinan akan berubah menjadi defisit pada bulan September 2022, karena pendapatan pemerintah terpukul oleh menyusutnya penjualan energi ke Eropa. Pendapatan dari energi dapat diperas lebih lanjut karena harga gas terus turun.
Harga gas acuan di Eropa turun 9pc dan terus ke level terendah dalam sebulan pada perdagangan 13 September, lalu karena Uni Eropa (UE) terus menyusun proposal untuk menghindari krisis energi musim dingin, termasuk langkah-langkah untuk mengekang permintaan listrik.
Harga gas tergelincir ke 192 euro per megawatt jam, turun lebih dari 40pc pada level tertinggi yang dicapai pada bulan Agustus.
Diterangkan juga bahwa terjadi penurunan tajam pada ekspor energi Rusia selama Agustus 2022, hingga menyebabkan defisit bulanan sebanyak 360 miliar rubel atau setara USD5,9 miliar.
Rusia mencatat surplus hampir 500 miliar rubel dalam tujuh bulan pertama tahun 2022. Tetapi total kumulatif mengalami penurunan menjadi hanya 137 miliar rubel bulan lalu, menunjukkan defisit besar pada Agustus yang dikaitkan oleh para ekonom karena penurunan tajam dalam pendapatan minyak dan gas.
Surplus Rusia selama enam bulan pertama tahun ini mencapai 1.37 triliun rubel ditopah harga energi yang melonjak. Namun aliran gas Rusia ke Eropa telah berkurang menjadi sekitar seperlima dari pengiriman pra-invasi.
Pada awal September, Moskow mengatakan akan menjaga Nord Stream 1, yang membentang di bawah Laut Baltik ke Jerman tetap ditutup tanpa batas waktu kecuali barat mencabut sanksi yang dijatuhkan atas invasi Moskow ke Ukraina.
Harga minyak yang berkontribusi lebih dari gas terhadap anggaran Rusia, juga telah menurun tajam sejak Juni. Harga internasional telah turun dari sekitar USD120 per barel menjadi di bawah USD100. Rusia juga harus mendiskon minyaknya lebih lanjut untuk mendorong pembeli baru seperti India untuk mengambil barel yang pernah pergi ke Eropa.
(akr)