Global Skill Center Percepat Pengembangan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Global Skill Center berupaya untuk meningkatkan pengembangan kualitas tenaga kerja . Global Skill Center membekali para profesional agar dapat bersaing secara global serta menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan di masa depan.
Steven Wijaya, Secretary General GIPA dan Head of the Americas mengatakan kehadiran Global Skill Center ini didasarkan pada tiga komponen seperti platform online, kurasi data, serta komitmen. Inovasi ini menjadi cara terbaik bagi untuk menjangkau lebih banyak talenta dan perusahaan Indonesia untuk bersama-sama meningkatkan profesionalisme dan kualifikasi tenaga kerja.
“Hal ini dilakukan demi meningkatkan skala usaha dan model bisnis perusahaan secara global, sehingga dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih maju, terutama perekonomian Indonesia,” kata Steven dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/9/2022).
(Baca juga:Kerentanan Tenaga Kerja Menghadapi Otomasi)
Inovasi Global Skill Center diperkenalkan Global Indonesia Professionals Association (GIPA) bersama dengan perwakilan Taskforce Future of Workforce B20, CIMA dan juga Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
Melalui program turunannya, Global Skill Center mempromosikan 20 keterampilan yang akan sangat berguna pada perkembangan industri ekonomi hijau, digital dan kesehatan. “Keterampilan ini dibawa dari hasil pengamatan dan pengalaman para profesional dari berbagai industri,” kata Steven.
Setelahnya, GIPA bersama sejumlah mitra, melakukan kurasi data dan membuatnya relevan sehingga dapat memudahkan para talenta untuk mengadopsi menerapkan keterampilan tersebut dalam profesionalisme pekerjaan mereka.
(Baca juga:Digitalisasi Ciptakan Eksklusivitas Pasar Tenaga Kerja)
Christy Zakarias, Head of Public Advocacy dan Head of APAC dan EMEA mengatakan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dibutuhkan 3 hal terpenting yaitu mindset, diversity, dan literasi digital. GIPA melalui Global Skill Center menjalankan pendekatan wawancara dengan sejumlah profesional Indonesia yang masuk dalam ekosistemnya.
“Lalu setelahnya kami mencoba mengintegrasikan hasil penelitian tersebut menjadi sebuah rekomendasi dan wawasan yang dibutuhkan oleh para profesional di seluruh dunia,” ungkap Christy.
Steven Wijaya, Secretary General GIPA dan Head of the Americas mengatakan kehadiran Global Skill Center ini didasarkan pada tiga komponen seperti platform online, kurasi data, serta komitmen. Inovasi ini menjadi cara terbaik bagi untuk menjangkau lebih banyak talenta dan perusahaan Indonesia untuk bersama-sama meningkatkan profesionalisme dan kualifikasi tenaga kerja.
“Hal ini dilakukan demi meningkatkan skala usaha dan model bisnis perusahaan secara global, sehingga dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih maju, terutama perekonomian Indonesia,” kata Steven dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/9/2022).
(Baca juga:Kerentanan Tenaga Kerja Menghadapi Otomasi)
Inovasi Global Skill Center diperkenalkan Global Indonesia Professionals Association (GIPA) bersama dengan perwakilan Taskforce Future of Workforce B20, CIMA dan juga Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
Melalui program turunannya, Global Skill Center mempromosikan 20 keterampilan yang akan sangat berguna pada perkembangan industri ekonomi hijau, digital dan kesehatan. “Keterampilan ini dibawa dari hasil pengamatan dan pengalaman para profesional dari berbagai industri,” kata Steven.
Setelahnya, GIPA bersama sejumlah mitra, melakukan kurasi data dan membuatnya relevan sehingga dapat memudahkan para talenta untuk mengadopsi menerapkan keterampilan tersebut dalam profesionalisme pekerjaan mereka.
(Baca juga:Digitalisasi Ciptakan Eksklusivitas Pasar Tenaga Kerja)
Christy Zakarias, Head of Public Advocacy dan Head of APAC dan EMEA mengatakan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dibutuhkan 3 hal terpenting yaitu mindset, diversity, dan literasi digital. GIPA melalui Global Skill Center menjalankan pendekatan wawancara dengan sejumlah profesional Indonesia yang masuk dalam ekosistemnya.
“Lalu setelahnya kami mencoba mengintegrasikan hasil penelitian tersebut menjadi sebuah rekomendasi dan wawasan yang dibutuhkan oleh para profesional di seluruh dunia,” ungkap Christy.