Riset dan Inovasi Jadi Kunci Sektor Perkebunan-Kehutanan Tingkatkan Bisnis

Rabu, 21 September 2022 - 20:47 WIB
loading...
Riset dan Inovasi Jadi...
Wamen BUMN Pahala N. Mansury mengatakan riset dan inovasi jadi kunci BUMN perkebunan dan kehutanan. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) bersama Perum Perhutani menggelar launching produk unggulan hasil kerja sama riset dengan Indonesia Plantation & Forestry Research Institute (IPFRI). Acara tersebut dilaksanakan secara hybrid di Gedung Agro Plaza, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, (21/09/2022).

Sejumlah produk unggulan yang diluncurkan tersebut, yakni dua produk pupuk bernama Glow Green dan Biosilac, serta tiga bahan tanaman bernama Kakao Varietas ICCRI 09, Klon Jati, dan Klon Kayu Putih.

Pupuk Glow Green, Biosilac, dan bahan tanaman Kakao Varietas ICCRI 09 merupakan hasil pengembangan dan riset yang dilakukan oleh PT Riset Perkebunan Nusantara sebagai anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Sementara, Klon Jati, dan Klon Kayu Putih, adalah produk hasil riset Perum Perhutani.

Peluncuran produk unggulan tersebut, dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury, Asisten Deputi Bidang Usaha Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Rachman Ferry Isfianto, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, dan Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro.

Pahala N. Mansury, mengatakan inovasi merupakan salah satu kegiatan yang penting di klaster perkebunan dan kehutanan untuk bisa melakukan pertumbuhan secara profitable dan sustainable.

Saat ini, kata Pahala, tantangan utama bagi Indonesia adalah terkait independensi dalam bidang energi dan food security. Hal itu, mengingat Indonesia masih mengimpor lebih 4 juta ton gula konsumsi dan gula industri per tahunnya.

“Ini tentu sungguh kondisi yang ironis, karena Indonesia punya kekuatan alam yang melimpah dan bisa terus kita optimalkan,” ujarnya.

Dengan adanya IPFRI, maka ke depan BUMN klaster perkebunan dan kehutanan diharapkan bisa menjawab tantangan tersebut. “Dengan kekuatan yang ada, kita bisa terus meningkatkan produksi gula konsumsi, sehingga 5 tahun mendatang, Indonesia bisa mencapai swasembada gula konsumsi.

Sementara itu, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, mengatakan, saat ini beberapa tantangan yang harus dihadapi sektor perkebunan dan kehutanan, yakni mahalnya harga pupuk, perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu akibat dari climate change, serta produktivitas beberapa komoditas perkebunan dan kehutanan yang masih rendah.

Oleh karenanya, peran dari research institute menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya tahan, sekaligus daya saing dari sebuah korporasi. Pada tahun 1911 pertama kali kelapa sawit dikembangkan sebagai tanaman komersial yang sebelumnya hanya dikenal sebagai tanaman hutan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1694 seconds (0.1#10.140)