Optimalkan Teknologi untuk Efisiensi Bisnis, Intip Penerapan Active Intelligence pada Rantai Pasok

Kamis, 29 September 2022 - 21:01 WIB
loading...
A A A
GM of Supply Chain Development & Performance at PT Semen Indonesia, Yoseph Budi Wicaksono menyebut dua poin yang menjadi tantangan pada supply chain di Semen Indonesia adalah skala dan standardisasi.

Skala terkait dengan pasokan semen di PT Semen Indonesia yang dalam setahun memasok kurang lebih 40 juta ton produk. Sedangkan standardisasi karena Semen Indonesia merupakan gabungan dari perusahaan semen di Indonesia. "Bicara mengelola supply chain, kita ada satu keyword, yaitu biaya untuk melayani (cost to serce) yang paling optimal," tuturnya.

Pada komponen cost to serve, terdapat data, visibility yang keputusannya harus berbasis informasi dan alat untuk mengoptimalkan rantai pasok. "Tentu akan susah kalau dikelola secara manual," tukas dia.



CEO Great Giant Food Tommy Wattimena menambahkan, Great Giant Foods yang sudah ekspor ke 65 negara memastikan di setiap komponen titik supply chain tidak ada limbah (waste). "Kita butuh teknologi untuk memastikan titik-titik poin, kita mengetahui waste. Apa yang bisa dilakukan satu sama lain," paparnya.

Sementara itu, rantai pasok yang panjang masih menjadi masalah klasik bagi perusahaan di Indonesia dan ini bisa memicu pembengkakan biaya. Untuk mengatasinya, diperlukan sistem otomatisasi dalam menjalankan setiap proses di perusahaan.

VP Product Management SiCepat Reska Donaga mengatakan, saat ini SiCepat terus berevolusi menjadi perusahaan jasa pengiriman barang yang berbasis sistem.

Proses otomasisasi yang saat ini sedang dikerjakan adalah proses sortir barang di gudang. Saat ini, proses sortir atau scan barang masih belum efisien. Ke depan, SiCepat tidak akan menggunakan tangan manusia dalam melakukan sortir barang, tetapi menggunakan teknologi robot.

"Kami sedang membuat hub warehouse. Kita tidak pakai scanner atau jasa manusia, tapi pakai robotik. Kita kepingin yang awalnya satu detik sekali scan, menjadi satu barang hanya milidetik. Jadi bisa mempercepat prosesnya dan membuat biaya lebih efisien," paparnya.

Country Director Qlik Indonesia Andreas Nataniel mengatakan, dalam otomisasi rantai pasok akan mudah dilakukan dengan bantuan kecerdasan aktif atau active intelligence.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1713 seconds (0.1#10.140)