Hindari Paparan Konten Negatif, Ayo Tingkatkan Kompetensi Keamanan Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pesatnya digitalisasi mampu berkontribusi positif bagi perekonomian. Namun, kerentanan dan potensi risikonya juga harus diwaspadai.
Dengan akses internet yang sedemikian masif dewasa ini, siapapun harus memahami dan mau belajar cara-cara menjaga keamanan digital agar terhindar dari dampak negatif internet yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab.
Dalam webinar bertajuk “Menjadi Netizen yang Bertanggung jawab dan Berakhlak Mulia” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Senin (3/10), Jawara Internet Sehat Provinsi Gorontalo 2022 Julianur Rajak Husain mengingatkan bahwa tidak ada yang 100% aman di dunia digital.
Menurut dia, yang bisa dilakukan adalah mengurangi atau meminimalkan risiko tersebut. Untuk itu, dalam berinteraksi di ruang digital dibutuhkan kompetensi mengenai keamanan digital.
“Keamanan digital mencakup beberapa kompetensi, seperti mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas digital, mewaspadai penipuan online, memahami jejak digital, serta paham tentang keamanan digital untuk anak,” ujarnya dalam webinar yang ditujukan untuk komunitas di Kalimantan dan sekitarnya, dikutip Jumat (7/10/2022).
Dia menekankan bahwa keamanan digital juga diperlukan untuk menghindarkan diri dari paparan konten negatif. Antara lain perjudian, pornografi, pemerasan, penipuan, pencemaran nama baik, berita bohong atau hoaks, pelanggaran hak cipta, maupun informasi elektronik yang melanggar undang-undang.
Tak lupa, Julianur pun mengingatkan saat berinteraksi di ruang digital perlu disadari bahwa apa yang kita lakukan akan berdampak pada pengguna lain.
“Hal yang tak boleh diabaikan adalah selalu berpikir kritis dan tidak gampang percaya terhadap segala informasi yang beredar di internet,” tandasnya.
Lebih lanjut, Digital Creative ICT Consultant Bayhaqi membeberkan tips menggunakan internet secara sehat, aman, dan bertanggung jawab.
Dia menegaskan, internet harus digunakan untuk hal yang positif dan kreatif. Hal yang positif adalah bijak dalam bermedia sosial, tidak menyebar hoaks, dan selalu menerapkan etika. Sementara untuk hal kreatif, internet bisa dioptimalkan untuk berkarya dan menyebarkan hasil karya kita lewat dunia maya.
“Internet bisa dipakai sebagai sarana mengembangkan bisnis, mencari hiburan dan informasi, menjaga relasi, dan bersosialisasi. Internet juga bisa menjadi sarana untuk menyalurkan hobi dan minat kita,” urainya.
Sementara itu, Staf bidang Komunikasi Publik Relawan TIK Kabupaten Karawang Haryanto menggarisbawahi salah satu hal terpenting yang wajib dipegang teguh oleh warga digital yaitu etika atau disebut juga netiket.
Hal ini penting mengingat pengguna ruang digital datang dari latar belakang budaya dan standar nilai yang berbeda-beda. Interaksi antarbudaya di ruang digital tersebut akan membutuhkan standar baru tentang etika.
“Beberapa sikap yang dibutuhkan oleh warganet adalah menghindari perundungan dan pelecehan di ruang digital, bisa membedakan mana informasi yang hoaks dan mana yang benar, serta menghargai sesama warganet tanpa melakukan ujaran kebencian,” paparnya.
Haryanto menerangkan, etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, bertanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antarinsan.
“Etika digital diperlukan dalam menghadirkan diri, kemudian berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital,” ujarnya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif di era industri 4.0.
Dengan akses internet yang sedemikian masif dewasa ini, siapapun harus memahami dan mau belajar cara-cara menjaga keamanan digital agar terhindar dari dampak negatif internet yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab.
Dalam webinar bertajuk “Menjadi Netizen yang Bertanggung jawab dan Berakhlak Mulia” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Senin (3/10), Jawara Internet Sehat Provinsi Gorontalo 2022 Julianur Rajak Husain mengingatkan bahwa tidak ada yang 100% aman di dunia digital.
Menurut dia, yang bisa dilakukan adalah mengurangi atau meminimalkan risiko tersebut. Untuk itu, dalam berinteraksi di ruang digital dibutuhkan kompetensi mengenai keamanan digital.
“Keamanan digital mencakup beberapa kompetensi, seperti mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas digital, mewaspadai penipuan online, memahami jejak digital, serta paham tentang keamanan digital untuk anak,” ujarnya dalam webinar yang ditujukan untuk komunitas di Kalimantan dan sekitarnya, dikutip Jumat (7/10/2022).
Dia menekankan bahwa keamanan digital juga diperlukan untuk menghindarkan diri dari paparan konten negatif. Antara lain perjudian, pornografi, pemerasan, penipuan, pencemaran nama baik, berita bohong atau hoaks, pelanggaran hak cipta, maupun informasi elektronik yang melanggar undang-undang.
Tak lupa, Julianur pun mengingatkan saat berinteraksi di ruang digital perlu disadari bahwa apa yang kita lakukan akan berdampak pada pengguna lain.
“Hal yang tak boleh diabaikan adalah selalu berpikir kritis dan tidak gampang percaya terhadap segala informasi yang beredar di internet,” tandasnya.
Lebih lanjut, Digital Creative ICT Consultant Bayhaqi membeberkan tips menggunakan internet secara sehat, aman, dan bertanggung jawab.
Dia menegaskan, internet harus digunakan untuk hal yang positif dan kreatif. Hal yang positif adalah bijak dalam bermedia sosial, tidak menyebar hoaks, dan selalu menerapkan etika. Sementara untuk hal kreatif, internet bisa dioptimalkan untuk berkarya dan menyebarkan hasil karya kita lewat dunia maya.
“Internet bisa dipakai sebagai sarana mengembangkan bisnis, mencari hiburan dan informasi, menjaga relasi, dan bersosialisasi. Internet juga bisa menjadi sarana untuk menyalurkan hobi dan minat kita,” urainya.
Sementara itu, Staf bidang Komunikasi Publik Relawan TIK Kabupaten Karawang Haryanto menggarisbawahi salah satu hal terpenting yang wajib dipegang teguh oleh warga digital yaitu etika atau disebut juga netiket.
Hal ini penting mengingat pengguna ruang digital datang dari latar belakang budaya dan standar nilai yang berbeda-beda. Interaksi antarbudaya di ruang digital tersebut akan membutuhkan standar baru tentang etika.
“Beberapa sikap yang dibutuhkan oleh warganet adalah menghindari perundungan dan pelecehan di ruang digital, bisa membedakan mana informasi yang hoaks dan mana yang benar, serta menghargai sesama warganet tanpa melakukan ujaran kebencian,” paparnya.
Haryanto menerangkan, etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, bertanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antarinsan.
“Etika digital diperlukan dalam menghadirkan diri, kemudian berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital,” ujarnya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif di era industri 4.0.
(ind)