Luhut Pede Pendapatan per Kapita Indonesia Capai USD10.000 di 2030
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimistis pendapat per kapita Indonesia mencapai USD10.000 pada 2030. Peningkatan pendapatan itu sejalan dengan visi Indonesia pada 2045.
"Hari ini kami berada pada income per kapita di USD4.200. Target di 2030 kita mungkin sampai hingga USD10.000 per kapita dan kita bisa mencapai ini atau lebih," kata Luhut dalam sambutannya di acara Pembukaan SEO internasional Conference dan Pluncuran Indonesia Water Fund (IWF) di Bali yang dipantau secara virtual, Senin (17/10/2022).
Menurut Luhut, target itu bisa terjadi jika melihat kondisi ekonomi Indonesia yang saat ini masih dalam keadaan membaik, mulai dari segi inflasi, kinerja investasi yang stabil serta adanya surplus pada neraca perdagangan. Inflasi Indonesia saat ini masih di angka yang rendah (5,9%) jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya yang sudah mencapai 10%.
"Inflasi Indonesia masih moderat dibandingkan negara lain yang bahkan sudah naik 10%. Kita masih bisa menahan setelah kenaikan harga BBM, masih 5,9%. Kami cukup yakin bahwa kami dapat mempertahankan ini sekitar 6% pada akhir tahun," katanya.
Luhut mengatakan bahwa untuk mencapai target tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. Pasalnya, kondisi ekonomi dunia yang akan menghadapi The Perfect Storm.
Luhut pun mengingatkan untuk tidak jumawa terhadap kondisi saat ini. Selain itu ia juga berpesan untuk tetap mengamati kondisi saat ini dan ke depannya guna mempersiapkan berbagai tantangan.
"Kita tak boleh jumawa terhadap ini karena apa pun bisa terjadi, bahkan tidak ada yang bisa menduga atau memprediksi keadaan ekonomi dalam waktu yang lebih dari 3 bulan saat ini. Oleh karena itu kita semua harus mengamati dengan cermat data-data ini," pungkasnya.
"Hari ini kami berada pada income per kapita di USD4.200. Target di 2030 kita mungkin sampai hingga USD10.000 per kapita dan kita bisa mencapai ini atau lebih," kata Luhut dalam sambutannya di acara Pembukaan SEO internasional Conference dan Pluncuran Indonesia Water Fund (IWF) di Bali yang dipantau secara virtual, Senin (17/10/2022).
Menurut Luhut, target itu bisa terjadi jika melihat kondisi ekonomi Indonesia yang saat ini masih dalam keadaan membaik, mulai dari segi inflasi, kinerja investasi yang stabil serta adanya surplus pada neraca perdagangan. Inflasi Indonesia saat ini masih di angka yang rendah (5,9%) jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya yang sudah mencapai 10%.
"Inflasi Indonesia masih moderat dibandingkan negara lain yang bahkan sudah naik 10%. Kita masih bisa menahan setelah kenaikan harga BBM, masih 5,9%. Kami cukup yakin bahwa kami dapat mempertahankan ini sekitar 6% pada akhir tahun," katanya.
Luhut mengatakan bahwa untuk mencapai target tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. Pasalnya, kondisi ekonomi dunia yang akan menghadapi The Perfect Storm.
Luhut pun mengingatkan untuk tidak jumawa terhadap kondisi saat ini. Selain itu ia juga berpesan untuk tetap mengamati kondisi saat ini dan ke depannya guna mempersiapkan berbagai tantangan.
"Kita tak boleh jumawa terhadap ini karena apa pun bisa terjadi, bahkan tidak ada yang bisa menduga atau memprediksi keadaan ekonomi dalam waktu yang lebih dari 3 bulan saat ini. Oleh karena itu kita semua harus mengamati dengan cermat data-data ini," pungkasnya.
(uka)