Menparekraf Sandiaga Dorong Pesantren Jadi Motor Penggerak Ekonomi Kreatif
loading...
A
A
A
SUKABUMI - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendorong pesantren menjadi motor penggerak ekonomi kreatif. Hal itu dikatakan bertepatan dengan peringatan Hari Santri.
"Kami mendorong program santri digitalpreneur sebagai peningkatan kemampuan para santri. Kita berharap, ini bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja," kata Sandiaga saat dilaturahmi di Pondok Pesantren Al-Hasaniyah, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (21/10/2022).
Sandiaga melihat berbagai produk ekonomi kreatif yang dihasilkan dari para santri Al-Hasaniyah. Mulai dari kuliner, kriya hingga budidaya ikan. Ia pun menekankan pentingnya peningkatan kemampuan bagi para santri untuk menciptakan produk-produk ekonomi kreatif.
"Saya sepakat bahwa santri dan santriwati adalah garda terdepan dalam kita menghadapi resesi. Saya mendorong agar Hari Santri Nasional ini tidak hanya berhenti dalam acara seremonial belaka tapi kita akan tindaklanjuti dengan peningkatan kemampuan tata kelola ekonomi digital yang dikelola. Sehingga penciptaan 1,1 lapangan kerja tahun ini dan 4,4 juta lapangan kerja tahun 2024 bisa kita wujudkan dan direalisasikan," kata dia.
Sandiaga optimistis ke depan santri bukan lagi sebagai pencari kerja melainkan pencipta lapangan kerja. Hal ini terbukti dari banyaknya produk-produk bernilai jual tinggi dihasilkan lewat tangan para santri di Pondok Pesantren Al-Hasaniyah.
"Tadi yang saya lihat bernilai tambah, seperti ikan hias itu sudah diekspor sampai ke Kanada. Kedua adalah produk kopi itu juga adalah salah satu produk ekonomi kreatif unggulan, modifikasi costum karena ini juga sudah masuk ke dalam KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) desain kreasi produk. Juga kita lihat tadi ikan sebagai bahan dasar daripada kuliner, dan kriya itu adalah beberapa kerajinan berbasis kaligrafi yang juga kita tingkatkan digitalisasinya," lanjut Sandiaga.
Selain itu, Sandiaga menargetkan tiap tahun ada 20 persen Pondok Pesantren bisa meningkat kemampuannya dalam mengadopsi digitalisasi. "Kami sedang dalam proses pendataan dan total yang kami kunjungi rata-rata sudah memasuki era digitalisasi," terangnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hasaniyah Rahmat Fauzi mengatakan, potensi-potensi yang dimiliki oleh para santri bisa menciptakan produk ekonomi kreatif. Untuk itu, pihak Pesantren secara terbuka memfasilitasi para santri untuk berkreasi dengan kemampuan yang dimiliki.
"Ini semua tergantung kepada potensinya santri jadi bukan karena pengasuhnya. Jadi pengasuh tidak menditeksi potensi tapi memberikan keleluasaan santri atas dasar potensi yang dimiliki," ungkap Rahmat Fauzi.
"Kami mendorong program santri digitalpreneur sebagai peningkatan kemampuan para santri. Kita berharap, ini bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja," kata Sandiaga saat dilaturahmi di Pondok Pesantren Al-Hasaniyah, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (21/10/2022).
Sandiaga melihat berbagai produk ekonomi kreatif yang dihasilkan dari para santri Al-Hasaniyah. Mulai dari kuliner, kriya hingga budidaya ikan. Ia pun menekankan pentingnya peningkatan kemampuan bagi para santri untuk menciptakan produk-produk ekonomi kreatif.
"Saya sepakat bahwa santri dan santriwati adalah garda terdepan dalam kita menghadapi resesi. Saya mendorong agar Hari Santri Nasional ini tidak hanya berhenti dalam acara seremonial belaka tapi kita akan tindaklanjuti dengan peningkatan kemampuan tata kelola ekonomi digital yang dikelola. Sehingga penciptaan 1,1 lapangan kerja tahun ini dan 4,4 juta lapangan kerja tahun 2024 bisa kita wujudkan dan direalisasikan," kata dia.
Sandiaga optimistis ke depan santri bukan lagi sebagai pencari kerja melainkan pencipta lapangan kerja. Hal ini terbukti dari banyaknya produk-produk bernilai jual tinggi dihasilkan lewat tangan para santri di Pondok Pesantren Al-Hasaniyah.
"Tadi yang saya lihat bernilai tambah, seperti ikan hias itu sudah diekspor sampai ke Kanada. Kedua adalah produk kopi itu juga adalah salah satu produk ekonomi kreatif unggulan, modifikasi costum karena ini juga sudah masuk ke dalam KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) desain kreasi produk. Juga kita lihat tadi ikan sebagai bahan dasar daripada kuliner, dan kriya itu adalah beberapa kerajinan berbasis kaligrafi yang juga kita tingkatkan digitalisasinya," lanjut Sandiaga.
Selain itu, Sandiaga menargetkan tiap tahun ada 20 persen Pondok Pesantren bisa meningkat kemampuannya dalam mengadopsi digitalisasi. "Kami sedang dalam proses pendataan dan total yang kami kunjungi rata-rata sudah memasuki era digitalisasi," terangnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hasaniyah Rahmat Fauzi mengatakan, potensi-potensi yang dimiliki oleh para santri bisa menciptakan produk ekonomi kreatif. Untuk itu, pihak Pesantren secara terbuka memfasilitasi para santri untuk berkreasi dengan kemampuan yang dimiliki.
"Ini semua tergantung kepada potensinya santri jadi bukan karena pengasuhnya. Jadi pengasuh tidak menditeksi potensi tapi memberikan keleluasaan santri atas dasar potensi yang dimiliki," ungkap Rahmat Fauzi.
(nng)