Santrichain, Berawal dari Pesantren hingga Merambah Pasar Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebuah sistem rantai pasok yang diciptakan alumni pesantren untuk sistem ekonomi pesantren bernama Santrichain kini mulai merambah dunia internasional. Bermula dari Pesantren menuju pasar internasional.
CEO Santrichain, Ahmad Luthfi mengungkapkan, saat ini aplikasi yang dibangunnya sejak 2023 lalu mulai merambah Arab Saudi. “Kami menyiapkan lima resto khas masakan nusantara. Semuanya akan fokus bagaimana melayani tamu Allah di tanah suci. Di samping itu, tentunya harapan kami ini tidak hanya menjadi langkah bisnis, tetapi juga sebagai langkah diplomasi kebudayaan antar kedua negara,” kata CEO PT Digdaya Pesantren Indonesia (Santrichain), Ahmad Luthfi.
Dalam ekspansinya ini, santrichain juga menggandeng mitra yang merupakan pengusaha masakan sunda dan pengusaha bakso. Resto yang dibuka tersebut menyajikan beragam masakan khas nusantara.
“Tentunya andalan kami ada Sate Tegal, Sop Kambing, dan Bakso yang memang menjadi simbol cita rasa nusantara,” tambah CEO PT Digdaya Pesantren Indonesia (Santrichain), Ahmad Luthfi.
Pemilihan lokasi yang sangat strategis juga menjadi nilai tambah tersendiri bagi keberlangsungan bisnis ini. “Masing-masing resto tersebar di beberapa tempat di Jarwal dan Syisyah. Tepatnya di Tayeb Hotel dan Burj Suro Man Roaa Hotel bernama “Dapur Sunda JMP” sementara yang lain di Zaer Jarwal Hotel, Alzaer Garwal Hotel, dan Ather Premium Feeling Hotel dengan nama “Kedai Nusantara”,” pungkas Luthfi.
Melalui ekspansi bisnis yang terus-menerus, Santrichain kini menancapkan simbol kedigdayaan pesantren dengan merambah ke pasar internasional. “Langkah ini bukan hanya sekadar perluasan geografis, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa Santrichain tidak hanya menjadi penggerak di dalam negeri, tetapi juga di dunia internasional. Dalam hal ini, Santrichain tidak hanya menciptakan dampak positif bagi pesantren lokal, tetapi juga menjadi teladan bagi inovasi dan keberlanjutan di skala global,” terang Luthfi.
Luthfi menjelaskan saat ini sudah ada 1.000 pesantren yang menjadi mitra strategis dan 400 pesantren yang mendapatkan dampak langsung dari Santrichain.
“Pertengahan tahun ini ada 1.000 pesantren-preneur yang menjadi mitra strategis Santrichain. Lebih dari 400 pondok pesantren yang akan menerima dampak langsung dari hadirnya Santrichain berupa peningkatan kualitas SDM, terjaminnya rantai pasok kebutuhan pesantren, serta jejaring yang solid di dalamnya. Dari semuanya ini tujuannya adalah untuk mengharmonisasikan ekosistem pesantren,” kata Kuthfi.
Santrichain terus berkomitmen untuk memberikan dampak positif serta menjadi pionir bagi pertumbuhan dan perkembangan ekosistem pondok pesantren. Perlahan namun pasti, Santrichain mulai berevolusi dari sebuah sekoci menjadi sebuah Superyacht yang gesit.
Melalui dedikasi dan komitmen yang tak kenal lelah, Santrichain terus mengukir jejak sebagai pionir dalam pertumbuhan dan perkembangan ekosistem pondok pesantren melalui terobosan-terobosan terbarunya.
CEO Santrichain, Ahmad Luthfi mengungkapkan, saat ini aplikasi yang dibangunnya sejak 2023 lalu mulai merambah Arab Saudi. “Kami menyiapkan lima resto khas masakan nusantara. Semuanya akan fokus bagaimana melayani tamu Allah di tanah suci. Di samping itu, tentunya harapan kami ini tidak hanya menjadi langkah bisnis, tetapi juga sebagai langkah diplomasi kebudayaan antar kedua negara,” kata CEO PT Digdaya Pesantren Indonesia (Santrichain), Ahmad Luthfi.
Dalam ekspansinya ini, santrichain juga menggandeng mitra yang merupakan pengusaha masakan sunda dan pengusaha bakso. Resto yang dibuka tersebut menyajikan beragam masakan khas nusantara.
“Tentunya andalan kami ada Sate Tegal, Sop Kambing, dan Bakso yang memang menjadi simbol cita rasa nusantara,” tambah CEO PT Digdaya Pesantren Indonesia (Santrichain), Ahmad Luthfi.
Pemilihan lokasi yang sangat strategis juga menjadi nilai tambah tersendiri bagi keberlangsungan bisnis ini. “Masing-masing resto tersebar di beberapa tempat di Jarwal dan Syisyah. Tepatnya di Tayeb Hotel dan Burj Suro Man Roaa Hotel bernama “Dapur Sunda JMP” sementara yang lain di Zaer Jarwal Hotel, Alzaer Garwal Hotel, dan Ather Premium Feeling Hotel dengan nama “Kedai Nusantara”,” pungkas Luthfi.
Melalui ekspansi bisnis yang terus-menerus, Santrichain kini menancapkan simbol kedigdayaan pesantren dengan merambah ke pasar internasional. “Langkah ini bukan hanya sekadar perluasan geografis, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa Santrichain tidak hanya menjadi penggerak di dalam negeri, tetapi juga di dunia internasional. Dalam hal ini, Santrichain tidak hanya menciptakan dampak positif bagi pesantren lokal, tetapi juga menjadi teladan bagi inovasi dan keberlanjutan di skala global,” terang Luthfi.
Luthfi menjelaskan saat ini sudah ada 1.000 pesantren yang menjadi mitra strategis dan 400 pesantren yang mendapatkan dampak langsung dari Santrichain.
“Pertengahan tahun ini ada 1.000 pesantren-preneur yang menjadi mitra strategis Santrichain. Lebih dari 400 pondok pesantren yang akan menerima dampak langsung dari hadirnya Santrichain berupa peningkatan kualitas SDM, terjaminnya rantai pasok kebutuhan pesantren, serta jejaring yang solid di dalamnya. Dari semuanya ini tujuannya adalah untuk mengharmonisasikan ekosistem pesantren,” kata Kuthfi.
Santrichain terus berkomitmen untuk memberikan dampak positif serta menjadi pionir bagi pertumbuhan dan perkembangan ekosistem pondok pesantren. Perlahan namun pasti, Santrichain mulai berevolusi dari sebuah sekoci menjadi sebuah Superyacht yang gesit.
Melalui dedikasi dan komitmen yang tak kenal lelah, Santrichain terus mengukir jejak sebagai pionir dalam pertumbuhan dan perkembangan ekosistem pondok pesantren melalui terobosan-terobosan terbarunya.
(akr)