Pakai Teknologi Belanda, Calypte dan Terragama Bangun PLTS 1,2 GW di Batam
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Calypte Energy Indonesia dan PT Terragama Hariara Energi menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan teknologi compressed storage energy system. Penandatanganan dilakukan di Best Western Premier Panbil, Kota Batam, Jumat (21/10).
Kolaborasi Calypte dan Terragama ini, membuat proyek dengan tema “Batam Solar Garden 1,2 Gigawatts”. Proyek PLTS teknologi compressed storage energy ini ditujukan untuk memasok kebutuhan energi listrik Batam, Kepulauan Riau (Kepri) dan sisanya diekspor ke Singapura melalui jaringan kabel laut.
CEO Calypte Holding Iskandar Ismail mengatakan, pembangunan PLTS ini dilakukan di tiga titik dengan luasan 1.050 hektare di Batam dan luar Batam.
“Pembangunan dimulai Januari 2024 dengan total investasi USD1,3 miliar atau setara Rp20,124 triliun,” ujarnya kepada wartawan, dikutip Sabtu (22/10/2022).
Menurut Iskandar, pembangunan baru bisa dilakukan tahun depan lantaran lahannya ada yang berbukit sehingga perlu pematangan, ada yang diakuisisi, dan sebagian menunggu proses pembebasan kehutanan.
Adapun tenaga kerja teknisi untuk PLTS 1,2 Gigawatts (GW) ini mencapai 2.000 orang dan diprioritaskan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Iskandar mengungkapkan, PLTS yang dibangun oleh Calypte dan Terragama memakai teknologi Belanda.
“Tenaga surya yang ditangkap melalui radiasi sinar matahari ini, disimpan dan dikompres seperti power bank. Sehingga, mampu memasok energi 24 jam. PLTS yang lain umumnya mampu memasok listrik 3-4 jam,” bebernya.
Presiden Komisaris PT Calypte Energy Indonesia Randy Bimantoro Moeldoko menyatakan, PLTS merupakan kebutuhan listrik masa depan yang ramah lingkungan.
Menurut putra mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawiran) Moeldoko ini, energi baru terbarukan (EBT) merupakan jawaban untuk mengatasi krisis energi fosil ke depan.
Kolaborasi Calypte dan Terragama ini, membuat proyek dengan tema “Batam Solar Garden 1,2 Gigawatts”. Proyek PLTS teknologi compressed storage energy ini ditujukan untuk memasok kebutuhan energi listrik Batam, Kepulauan Riau (Kepri) dan sisanya diekspor ke Singapura melalui jaringan kabel laut.
CEO Calypte Holding Iskandar Ismail mengatakan, pembangunan PLTS ini dilakukan di tiga titik dengan luasan 1.050 hektare di Batam dan luar Batam.
“Pembangunan dimulai Januari 2024 dengan total investasi USD1,3 miliar atau setara Rp20,124 triliun,” ujarnya kepada wartawan, dikutip Sabtu (22/10/2022).
Menurut Iskandar, pembangunan baru bisa dilakukan tahun depan lantaran lahannya ada yang berbukit sehingga perlu pematangan, ada yang diakuisisi, dan sebagian menunggu proses pembebasan kehutanan.
Adapun tenaga kerja teknisi untuk PLTS 1,2 Gigawatts (GW) ini mencapai 2.000 orang dan diprioritaskan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Iskandar mengungkapkan, PLTS yang dibangun oleh Calypte dan Terragama memakai teknologi Belanda.
“Tenaga surya yang ditangkap melalui radiasi sinar matahari ini, disimpan dan dikompres seperti power bank. Sehingga, mampu memasok energi 24 jam. PLTS yang lain umumnya mampu memasok listrik 3-4 jam,” bebernya.
Presiden Komisaris PT Calypte Energy Indonesia Randy Bimantoro Moeldoko menyatakan, PLTS merupakan kebutuhan listrik masa depan yang ramah lingkungan.
Menurut putra mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawiran) Moeldoko ini, energi baru terbarukan (EBT) merupakan jawaban untuk mengatasi krisis energi fosil ke depan.