Sanksi Terhadap Aluminium Rusia Bisa Berdampak ke Rantai Pasokan Global

Minggu, 23 Oktober 2022 - 06:58 WIB
loading...
Sanksi Terhadap Aluminium...
Gedung Putih mempertimbangkan larangan impor aluminium dari produsen Rusia, Rusal. Awas, larangan total Amerika Serikat (AS) terhadap aluminium Rusia mengancam akan menjungkirbalikkan pasar global. Foto/Dok CNBC
A A A
MOSKOW - Aluminium bakal menjadi korban terbaru dari gejolak ekonomi global seiring harganya yang terus tenggelam di tengah dugaan dumping aluminium Rusia, melemahnya permintaan global dan melonjaknya biaya operasional. Awal pekan ini, stok aluminium di gudang London Metals Exchange (LME) melonjak, memicu kekhawatiran potensi dumping aluminium asal Rusia .



Gedung Putih sendiri sudah mempertimbangkan larangan impor aluminium dari produsen Rusia, Rusal. Logam yang tidak terjual cenderung berakhir di sistem pergudangan LME, yang merupakan gudang yang disahkan oleh bursa untuk menyimpan logam yang terdaftar di LME.

"Sangat mengecewakan bagi pasar aluminium yang buruk untuk melihat semacam pukulan ganda dari melemahnya permintaan global, di China khususnya. Tetapi juga Rusia membuang aluminium di pasar global," kata analis pertambangan dan logam Wolfe Research, Timna Tanners kepada CNBC.

"Jadi jelas kuartal ini mencerminkan tantangan-tantangan tersebut," paparnya.

Prospek Redup Aluminium

Tanners menambahkan, bahwa kuartal berikutnya juga bukan pertanda baik, kecuali ada beberapa tindakan untuk menghentikan potensi dumping logam asal Rusia dan mengangkat permintaan China. Baik dalam pembangunan infrastruktur maupun konstruksi properti.



Sejauh ini, hanya ada sedikit sinyal perbaikan permintaan China mengingat Presiden Xi Jinping telah memberi isyarat pada pertemuan partai Komunis di Beijing bahwa China akan tetap berpegang pada kebijakan nol Covid-nya.

Ini diperburuk oleh penyusutan permintaan di tempat lain karena suku bunga yang naik.

Produsen aluminium asal Amerika Serikat (AS), Alcoa dan banyak di Eropa juga menghadapi biaya operasional yang lebih tinggi, dimana sebagian besar karena lonjakan harga listrik.

"Daya sekitar 30% dari total biaya untuk smelter aluminium sehingga mereka benar-benar terjepit, khususnya di beberapa operasi Eropa," kata Tanners.

Analis CFRA Research, Matthew Miller mengaku juga terkejut dengan kerugian kuartal ketiga Alcoa baru-baru ini, yang dikaitkan perusahaan karena adanya pelemahan harga aluminium dan biaya energi dan bahan baku utama yang lebih tinggi.

Seperti Tanners, dia mengatakan kepada "Street Signs Asia" CNBC bahwa "segalanya bisa menjadi lebih buruk di kuartal empat sebelum menjadi lebih baik."

Timbunan Menumpuk Jadi Pertanda Buruk

Sementara LME tidak mempublikasikan di mana aluminium bersumber saat persediaan naik, kenaikan stok global menjadi pertanda buruk mengingat harga logam dasar telah dilanda kekhawatiran resesi, kata Vivek Dhar, analis pertambangan dan komoditas energi CBA.

Setiap masuknya aluminium Rusia ke gudang LME juga menimbulkan masalah yang lebih kompleks, kata Dhar dalam sebuah catatan.

"Harga LME dapat diperdagangkan dengan harga diskon untuk fundamental jika pertukaran menjadi tempat pembuangan logam Rusia," katanya, menambahkan bahwa Rusia menyumbang sekitar 17% dari produksi aluminium dunia.

"LME sangat menyadari masalahnya," bebernya.

Dan jika AS melanjutkan sanksi terhadap produsen Rusia Rusal, hal itu mungkin memiliki konsekuensi bagi rantai pasokan aluminium global. Hal ini disampaikan oleh Ahli strategi komoditas ekonomi ING, Ewa Manthey dalam sebuah catatannya.

Manthey mengatakan, hal ini terlihat pada 2018 ketika Departemen Keuangan AS terakhir kali menjatuhkan sanksi pada miliarder Rusia Oleg Deripaska dan perusahaan yang dimilikinya, termasuk Rusal.

Rusal tidak hanya produsen utama aluminium primer, tetapi juga tertanam dalam rantai pasokan global yang diperlukan untuk membuat logam, bauksit, dan alumina.

"Sanksi Rusal pada 2018 memengaruhi operasi di Guinea dan Jamaika, sementara smelter di Eropa berjuang untuk mengamankan pasokan bahan baku," katanya.

Larangan total Amerika Serikat (AS) terhadap aluminium Rusia mengancam akan menjungkirbalikkan pasar global yang sudah terombang-ambing akibat berbagai gangguan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (13/10), Pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang mempertimbangkan opsi termasuk sanksi terhadap produsen logam utama Rusia. Ini sebagai bagian dari hukuman Gedung Putih kepada Moskow atas eskalasi militernya di Ukraina.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2458 seconds (0.1#10.140)