Upaya Menghadirkan Ekosistem Digital Inklusif bagi UKM

Kamis, 27 Oktober 2022 - 22:00 WIB
loading...
Upaya Menghadirkan Ekosistem...
Bhima Yudhistira bersama CEO & Founder GudangAda Stevensang membincangkan digitalisasi UKM. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Masifnya disrupsi teknologi digital telah mengubah perilaku konsumen. Berdasarkan riset Google, Temasek & Bain, terdapat 21 juta konsumen digital baru pada 2021. Kondisi ini memaksa para pelaku usaha, tidak terkecuali UKM, untuk beradaptasi dengan keadaan agar tetap mampu bertahan di era industri 4.0.

Adopsi solusi digital bagi pelaku UKM harus diimbangi dengan tingkat literasi keuangan digital yang baik, sehingga platform digital dapat memberikan dampak optimal bagi perkembangan bisnis. GudangAda sebagai platform lokapasar B2B menghadirkan solusi bisnis digital terintegrasi melalui ekosistem digital yang inklusif.

Direktur Celios & Pengamat Ekonomi Digital, Bhima Yudhistira mengatakan, digitalisasi telah mendorong lebih jauh tingkat inklusi keuangan di tengah masyarakat. Tidak terbatas bagi masyarakat umum, para pelaku usaha juga dipaksa beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada.

“Demi mendukung percepatan inklusi keuangan melalui pendekatan platform digital yang menyasar pelaku UKM, peran pemerintah dan pelaku industri digital sangat penting untuk memberi pendampingan secara terstruktur dan berkala,” kata Bhima, Kamis (27/10/2022).

Melihat besarnya peluang peningkatan inklusi keuangan lewat layanan digitalisasi, GudangAda sebagai partner pertumbuhan UKM menghadirkan ekosistem digital inklusif bagi UKM dan pemain rantai pasok yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis. Kehadiran GudangAda juga sekaligus mendukung pemerintah dalam percepatan mendigitalisasi 30 juta UKM di 2024.

Senada, CEO & Founder GudangAda Stevensang mengatakan, sebagai platform e-commerce B28 bagi produsen, pedagang, grosir, dan pedagang eceran, upaya percepatan inklusi keuangan bisa dimulai dari integrasi seluruh rantai pasok agar mudah terhubung.

“Gagasan digitalisasi secara Inklusif bisa efektif dilakukan jika pelaku digital bisa memberdayakan para pemain rantai pasok dan pedagang tradisional di Indonesia,” jelasnya.

Kehadiran GudangAda sendiri bukan untuk menggantikan peran para pemain di Industri B2B, melainkan untuk memberdayakan mereka agar menggunakan pendekatan digital tak terbatas pada kehadiran solusi bisnis end-to-end. Hingga kini, GudangAda sudah tersebar di 500 kota dengan jumlah 1 juta pengguna aplikasi.

"Terdapat tiga layanan utama pada ekosistem digital GudangAda yang saling terintegrasi, GudangAda yaitu tempat jual beli para pedagang, GudangAda Logistik yang merupakan layanan pengiriman pesanan mudah, aman dan dapat diandalkan serta GudangAda Solusi yang merupakan aplikasi kasir dan manajemen stok toko untuk para pedagang,” papar Stevensang.

Diluncurkan pada Agustus 2022, GudangAda Solusi telah digunakan oleh lebih dari 9.000 pedagang grosir mitra GudangAda untuk mengatur secara digital operasional toko mereka, dengan total omset mencapai Rp250 miliar.



Melalui aplikasi GudangAda Marketplace, dan GudangAda Solusi yang saling terintegrasi pelaku UKM dan pemangku kepentingan industri rantai pasok mendapatkan solusi bisnis digital komprehensif yang dapat diandalkan untuk meningkatkan daya saing.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1771 seconds (0.1#10.140)