Menanti Daya Tarik Investasi

Selasa, 07 Juli 2020 - 06:03 WIB
loading...
A A A
Dia menyebutkan, daya saing Indonesia di tingkat global menurun pada tahun ini dari sebelumnya peringkat 32 turun ke peringkat 40. Hal tersebut menunjukkan masih ada permasalahan yang belum selesai. Data yang berbeda juga menyebutkan, berdasarkan Global Competitiveness Index (GCI) 2019, peringkat daya saing Indonesia turun ke posisi 50 dari sebelumnya di posisi 45.

Bhima menilai, di tengah isu pandemi Covid-19 dan perang dagang AS dan China harusnya bisa menjadi peluang besar di dalam negeri. Namun, hambatan-hambatan berbisnis masih banyak dinilai oleh sektor usaha yang besar. (Baca juga: DPD Sebut Ada Upaya Masif untuk Mengganti Ideologi Pancasila)

Selain keseriusan pemerintah memburu perusahaan raksasa yang merelokasi pabrik dari China ke Indonesia, peran pemerintah daerah juga dinilainya sangat besar. Peran tersebut bisa dilakukan dengan menyesuaikan aturan yang dibuat pemerintah pusat dengan aturan pemerintah daerah dalam bentuk Perda.

“Ini salah satu birokrasi yang perlu dipangkas. Setidaknya aturan yang ada dalam Perda itu sinkron dengan aturan yang ada di pusat,” ungkapnya.

Dia menambahkan, peran Balai latihan Kerja (BLK) juga harus diperkuat terutama yang ada di daerah. Selama ini, BLK dan pendidikan vokasi belum berjalan maksimal khususnya yang menyasar golongan yang siap kerja.

Masih Dipercaya Investor

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Ikmal Lukman mengatakan, adanya relokasi pabrik dari China membuktikan bahwa Indonesia masih dipercaya investor. Dia optimistis kedepannya akan banyak investor asing lain yang akan merelokasi investasinya ke Tanah Air.

Untuk menampung relokasi perusahaan-perusahan dari luern negeri ke In donesia, pemerintah menyiapkan Kawasan Industri (KI) Wijayakusuma, Batang, Jawa Tengah. Sampai saat ini, BKPM mencatat total nilai investasi dari tujuh perusahaan relokasi tahap awal mencapai USD850 juta (sekitar Rp11,9 triliun) dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 30.000 orang. Selanjutnya, BKPM masih akan mengejar 17 perusahaan yang sudah berniat merelokasi.

Sebelumnya, BKPM mencatat realisasi investasi kuartal I/2020 sebesar Rp210,7 triliun, naik 8% dibanding periode yang sama 2019 sebesar Rp195,1 triliun. Kenaikan yang besar dialami dari investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang meningkat 29,3%. (Lihat videonya: Memperlai Pria Berikan Mahar Sendal Jepit dan Segelas Air Saat Ijab Kabul)

Nilai realisasi investasi periode Januari – Mret 2020 itu mencapai 23,8% dari target investasi tahun ini sebesar Rp886,1 triliun. Realisasi investasi periode tersebut juga lebih tinggi dibandingkan kuartal I/2019 yang hanya Rp195,1 triliun.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2939 seconds (0.1#10.140)