Buka Gerai di Luar Negeri, Mendag Minta Pelaku Ritel Modern Serap Produk UMKM
loading...
A
A
A
MALANG - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta para pelaku usaha ritel modern untuk menyerap produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) jika membuka gerai di luar negeri. Mengingat UMKM di Indonesia ini menjadi salah satu penyumbang produk domestik bruto (PDB) di tengah gejolak perekonomian pasca Covid-19.
"Saya minta (ritel Indonesia) mulai ke luar negeri, namanya ritel modern ke luar negeri, nanti UMKM bisa menitipkan produk mereka," kata Zulkifli, di Kota Malang, pada Jumat sore (28/10/2022) di acara Kemitraan Pemasaran UMKM dengan Ritel Modern dan Marketplace.
Pasar Asia Selatan disebut Zulkifli menjadi hal potensial dan besar, mengingat secara jumlah penduduk di Asia Selatan cukup besar. Hampir satu setengah miliar penduduk ada di India dan Pakistan, jika ini ditangkap potensinya oleh pelaku ritel Indonesia dan mengajak UMKM, menjadi sinergi yang bagus.
"Ada India, ada Pakistan, sudah mulai ada uangnya, banyak punya duit, bisa masuk ke sana itu penduduknya manusianya satu setengah miliar, kan kalau ritel modern di sana jual salak saja, satu orang beli satu saja, kalau satu setengah miliar bayangin berapa," jelasnya.
Zulkifli mencontohkan ada satu perusahaan ritel dari Indonesia yang membuat gerai di Filipina. Di sana lebih memiliki 1.000 gerai, dan menampung produk UMKM asal Indonesia juga.
"Kita mengharapkan ritel modern itu menampung hasil UMKM. Produk bisa dari sejumlah wilayah seperti dari Kota Malang. Itu disuplai dari UMKM, jadi sama-sama menguntungkan. UMKM bisa berkembang, ritel modern juga bisa mendapatkan manfaat besar," ungkap dia.
Ia menambahkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah melakukan pembahasan terkait rencana tersebut kepada para pelaku ritel modern di Indonesia. Ia juga meminta para pelaku ritel modern untuk membantu pengembangan UMKM yang ada.
"Ini sudah saya bicarakan dengan pemilik ritel modern, dan mereka setuju. Kita sedang merumuskan Permendag agar ritel modern membina, membantu dan menyuplai juga warung UMKM yang ada," terang dia.
UMKM yang ada di pelosok wilayah Indonesia, lanjutnya, diharapkan juga mendapatkan sentuhan dari pelaku ritel modern seperti pembinaan dan termasuk pasokan logistik kepada para pelaku UMKM tersebut.
"Saya minta (ritel Indonesia) mulai ke luar negeri, namanya ritel modern ke luar negeri, nanti UMKM bisa menitipkan produk mereka," kata Zulkifli, di Kota Malang, pada Jumat sore (28/10/2022) di acara Kemitraan Pemasaran UMKM dengan Ritel Modern dan Marketplace.
Pasar Asia Selatan disebut Zulkifli menjadi hal potensial dan besar, mengingat secara jumlah penduduk di Asia Selatan cukup besar. Hampir satu setengah miliar penduduk ada di India dan Pakistan, jika ini ditangkap potensinya oleh pelaku ritel Indonesia dan mengajak UMKM, menjadi sinergi yang bagus.
"Ada India, ada Pakistan, sudah mulai ada uangnya, banyak punya duit, bisa masuk ke sana itu penduduknya manusianya satu setengah miliar, kan kalau ritel modern di sana jual salak saja, satu orang beli satu saja, kalau satu setengah miliar bayangin berapa," jelasnya.
Zulkifli mencontohkan ada satu perusahaan ritel dari Indonesia yang membuat gerai di Filipina. Di sana lebih memiliki 1.000 gerai, dan menampung produk UMKM asal Indonesia juga.
"Kita mengharapkan ritel modern itu menampung hasil UMKM. Produk bisa dari sejumlah wilayah seperti dari Kota Malang. Itu disuplai dari UMKM, jadi sama-sama menguntungkan. UMKM bisa berkembang, ritel modern juga bisa mendapatkan manfaat besar," ungkap dia.
Ia menambahkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah melakukan pembahasan terkait rencana tersebut kepada para pelaku ritel modern di Indonesia. Ia juga meminta para pelaku ritel modern untuk membantu pengembangan UMKM yang ada.
"Ini sudah saya bicarakan dengan pemilik ritel modern, dan mereka setuju. Kita sedang merumuskan Permendag agar ritel modern membina, membantu dan menyuplai juga warung UMKM yang ada," terang dia.
UMKM yang ada di pelosok wilayah Indonesia, lanjutnya, diharapkan juga mendapatkan sentuhan dari pelaku ritel modern seperti pembinaan dan termasuk pasokan logistik kepada para pelaku UMKM tersebut.