Bisnis Logistik Diprediksi Naik 20%, Kontribusi ke PDB Rp699,1 Triliun

Kamis, 03 November 2022 - 18:58 WIB
loading...
Bisnis Logistik Diprediksi Naik 20%, Kontribusi ke PDB Rp699,1 Triliun
Bisnis logistik diprediksi naik hingga akhir tahun. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI), Sugi Purnoto, memprediksi bisnis logistik dapat tumbuh sampai dengan 10%-20% menjelang akhir 2022. SCI juga memprediksi kontribusi sektor ini pada produk domestik bruto ( PDB ) akan berada di titik Rp699,1 triliun pada 2022.



“Faktor pemicunya adalah sudah selesainya masa karantina atau pandemi sehingga pergerakan ekonomi berjalan kembali normal,” ujar Sugi, Kamis (3/11/2022).

Salah satu industri yang mendorong pertumbuhan logistik di 2022 adalah FMCG. Menurutnya pertumbuhan di sektor logistik didorong oleh kebutuhan atas barang-barang pokok. Selain itu, adanya pertumbuhan di industri otomotif, ekspor dan impor.

“Ini didorong oleh kebutuhan pokok ketika Lebaran kemarin, Natal dan Tahun baru juga akan mendorong pertumbuhan di sektor ini,” ungkapnya.

Hal tersebut membuat banyak pihak ingin masuk ke sektor ini, sehingga persaingan akan semakin sengit. Sugi melihat bahwa ke depan yang menjadi tantangan di sektor logistik yakni perusahaan harus memiliki inisiatif dan terobosan baru dalam memberikan layanan konsumen.

Salah satu contoh yang mampu bertahan di tengah gempuran persaingan adalah PT Krakatau Jasa Logistik (KJL). Anak usaha PT Krakatau Bandar Samudera ini berkembang agresif sejak tahun 2018.

KJL fokus memberikan layanan logistik terpadu terkait dengan pengiriman secara door to door service. Layanannya mencakup penanganan dokumen ekspor/impor, cargo handling, transportasi darat, laut dan udara serta menangani pengelolaan gudang.

Direktur Utama KJL Puji Winarto menyadari, iklim bisnis logistik sudah berubah sejak pandemi. Menurutnya perbedaan iklim bisnis logistik terletak pada ekosistem aplikasi yang terdigitalisasi. Pasalnya perusahaan jasa pengiriman barang berat perlu diterapkan teknologi sehingga pemantauan pengiriman barang bisa dilihat secara real-time.

“Perusahaan akan tertinggal jika masih menggunakan cara manual,” tuturnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3598 seconds (0.1#10.140)