IEA Ramalkan Krisis Gas UE Bisa Lebih Buruk pada Tahun Depan

Jum'at, 04 November 2022 - 15:53 WIB
loading...
IEA Ramalkan Krisis Gas UE Bisa Lebih Buruk pada Tahun Depan
Krisis energi, khususnya gas, di Uni Eropa (UE) diprediksi akan memburuk pada tahun 2023-2024. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa krisis energi di Uni Eropa (UE) dapat berlangsung hingga tahun 2024. Dalam laporan terbarunya tentang masa depan pasar energi, IEA memperkirakan terjadi kekurangan gas di musim dingin 2023-2024 karena negara-negara Eropa mungkin tidak dapat mengisi ulang fasilitas penyimpanan selama bulan-bulan musim panas.

Menurut IEA, terpenuhinya cadangan gas Eropa untuk musim dingin tahun ini diuntungkan oleh faktor-faktor kunci yang mungkin tidak akan terulang pada tahun 2023. Termasuk di antaranya pengiriman gas me;a;ui pipa Rusia yang mendekati level sebelumnya untuk sebagian besar paruh pertama tahun ini meskipun sejak itu berkurang karena sanksi dan kesulitan teknis.



Eropa diuntungkan dari impor gas alam cair (LNG) China yang lebih rendah dalam 10 bulan pertama tahun 2022, sehingga memungkinkan UE untuk mengkompensasi penurunan pengiriman gas Rusia dengan menggenjot pembelian LNG yang tersedia di pasar global.

"Dalam hal penghentian penuh pasokan gas pipa Rusia ke UE dan pemulihan impor LNG China ke tingkat 2021, analisis IEA baru menunjukkan bahwa Eropa akan menghadapi kesenjangan pasokan-permintaan yang menantang sebesar 30 miliar meter kubik selama periode kunci, yakni periode pengisian ulang penyimpanan gas pada musim panas 2023.



"Kesenjangan ini dapat mewakili hampir setengah dari gas yang dibutuhkan untuk mengisi lokasi penyimpanan hingga kapasitas 95% pada awal musim pemanasan 2023-2024," ungkap laporan itu yang dikutip Russia Today, Jumat (4/11/2022).

Kepala IEA Fatih Birol mengatakan musim dingin mendatang mungkin terbukti akan jauh lebih keras daripada yang akan datang. "Ketika kita melihat tren terbaru dan kemungkinan perkembangan di pasar gas global dan Eropa, kita melihat bahwa Eropa akan menghadapi tantangan yang lebih berat pada musim dingin mendatang," cetusnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2006 seconds (0.1#10.140)