Ada Hajatan Pemilu Paruh Waktu, Wall Street Hari Ini Dibuka Menguat

Selasa, 08 November 2022 - 22:26 WIB
loading...
Ada Hajatan Pemilu Paruh Waktu, Wall Street Hari Ini Dibuka Menguat
Tiga indeks Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Selasa (8/11/2022) menyambut pemilu paruh waktu di AS. Ilustrasi foto/Ist
A A A
JAKARTA - Tiga indeks Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Selasa (8/11) menyambut momen pemilihan umum atau pemilu paruh waktu di Amerika Serikat (AS) .

Untuk diketahui, pemilu tersebut akan menentukan wakil negara bagian untuk kursi senat dan dewan perwakilan yang akan duduk di dalam kongres.

Dow Jones Industrial Average naik 107,56 poin atau 0,33% menjadi 32.934,56, S&P 500 menguat 9,17 poin atau 0,24% di 3.815,97 dan Nasdaq Composite tumbuh 45,06 poin atau 0,43% menjadi 10.609,58. Saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX di antaranya Tesla, Apple, dan Amazon.com.

Tiga top gainers ditempati oleh SolarEdge Technologies Inc menguat 18,22%, DuPont De Nemours naik 7,89%, dan Welltower tumbuh 8,93%.

Sedangkan top losers diduduki oleh Take-Two turun 16,06%, Medtronic merosot 6,66%, dan AmerisourceBergen yang tertekan 4,08%.



Warga AS akan memilih wakil mereka untuk menduduki 435 kursi DPR AS dan 35 kursi senat. Sebuah jajak pendapat setempat memproyeksikan ada peluang yang kuat dari Partai Republik untuk memenangkan kontestasi legislatif.

Melansir Reuters, Selasa (8/11/2022), jika Partai Republik mampu menguasai Kongres, kemungkinan akan ada kontrol yang ketat dari parlemen terhadap kebijakan presiden Joe Biden dan kabinetnya terkait regulasi industri dan strategi meredam gejolak inflasi.

"Partai Republik sedikit lebih ramah terhadap sektor minyak dan gas yang konvensional, sementara energi bersih agak condong didukung oleh Partai Demokrat dan pemerintahan saat ini," ujar Kepala Investasi Global HSBC Willem Sels.



Survei lainnya menjelaskan bahwa jika Partai Demokrat yang unggul di tingkat legislatif maka akan berpeluang meningkatkan perhatian pemerintahan terhadap regulasi di sektor teknologi, serta terkait pengeluaran anggaran yang dikhawatirkan bisa kembali mengerek inflasi.

Ke depan, investor negeri Paman Sam akan mencermati data inflasi periode Oktober yang akan diumumkan pada Kamis (10/11). Beberapa riset menunjukkan ada peluang penurunan inflasi di tengah kondisi makro AS saat ini.



Ekspektasi itu menghadirkan optimisme bagi pasar modal bahwa bank sentral The Federal Reserve atau The Fed kemungkinan akan mengurangi tingkat suku bunga di masa mendatang.

Pelaku pasar saat ini sedang terbagi atas potensi kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) atau 75 bps, yang secara resmi akan diumumkan pada Desember.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1893 seconds (0.1#10.140)