Mentan SYL: Rakyat Bisa Tanam Kok Impor, Enggak Nalar!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memberikan sentilan kepada kebiasaan impor yang menurutnya menghambat cita-cita memajukan sektor pertanian Indonesia. Ditegaskan olehnya bahwa Indonesia memiliki alam yang cukup mendukung untuk memajukan sektor pertanian .
"Aku mau katakan, kalau kau urus pertanian dan tidak main-main. Menjadikan ini tugas bersama dan muaranya adalah nilai ibadah, Tuhan itu pasti turunkan Rahmatnya, asal jangan main impor-impor," ujar Mentan SYL dalam sambutannya pada acara panen padi from belitar melalui siaran YouTube Propaktani TV Ditjen TP, Kamis (10/11/2022).
Mentan menambahkan, Indonesia mempunyai potensi besar untuk memajukan sektor pertanian melalui modal geografis dan masyarakat desa yang terbiasa bertani.
"Tanahnya subur, orangnya hebat, orangnya terbiasa bertani, ini terjadi diseluruh Indonesia, Allah memberikan alam yang bagus bangat, kau mau tanam ada, itu tersedia oleh tuhan," kata Mentan.
"Kalau ada yang kelaparan, kalau ada yang tidak maksimal, yang salah kita semua ini. Kita semua termasuk menteri pertanian," sambungnya.
Ditekankan oleh Mentan yang dibutuhkan dalam membangun pertanian adalah kerja bersama, baik pemerintah pusat hingga pemerintah daerah dan menekan impor yang masuk.
"Orang rakyat bisa tanam kok impor, bagaimana caranya, kan enggak nalar. Kecuali tidak bisa ditanam, tidak haram imor, tapi jangan impor kalau takyat masih bisa tanam," lanjutnya.
Mentan juga memberikan salah satu contoh bagaimana sektor pertanian menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya pada kuartal II 2022, dalam PDB Indonesia hanya sektor pertanian yang tumbuh positif 16,24%.
Karena covid semua merangkak turun, tapi terang Mentan bahwa Indonesia baik-baik saja karena ada pertanian. Ia mengungkap, hal itu terlihat dari data BPS pada triwulan II 2022 PDB Indonesia, dimana semua sektor merah, yang hijau hanya pertanian 16,24%.
"Oleh karena itu tinggal dibutuhkan kerja yang lebih keras, memitigasi tantangan, alam sudah mengasih hujan dan panas yang cukup," ungkapnya.
Lihat Juga: Gandeng Sejumlah Perusahaan, YMPK Ajak Program Cetak 1.000 Sarjana Pertanian dan Bangun Kemandirian Pangan
"Aku mau katakan, kalau kau urus pertanian dan tidak main-main. Menjadikan ini tugas bersama dan muaranya adalah nilai ibadah, Tuhan itu pasti turunkan Rahmatnya, asal jangan main impor-impor," ujar Mentan SYL dalam sambutannya pada acara panen padi from belitar melalui siaran YouTube Propaktani TV Ditjen TP, Kamis (10/11/2022).
Mentan menambahkan, Indonesia mempunyai potensi besar untuk memajukan sektor pertanian melalui modal geografis dan masyarakat desa yang terbiasa bertani.
"Tanahnya subur, orangnya hebat, orangnya terbiasa bertani, ini terjadi diseluruh Indonesia, Allah memberikan alam yang bagus bangat, kau mau tanam ada, itu tersedia oleh tuhan," kata Mentan.
"Kalau ada yang kelaparan, kalau ada yang tidak maksimal, yang salah kita semua ini. Kita semua termasuk menteri pertanian," sambungnya.
Ditekankan oleh Mentan yang dibutuhkan dalam membangun pertanian adalah kerja bersama, baik pemerintah pusat hingga pemerintah daerah dan menekan impor yang masuk.
"Orang rakyat bisa tanam kok impor, bagaimana caranya, kan enggak nalar. Kecuali tidak bisa ditanam, tidak haram imor, tapi jangan impor kalau takyat masih bisa tanam," lanjutnya.
Mentan juga memberikan salah satu contoh bagaimana sektor pertanian menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya pada kuartal II 2022, dalam PDB Indonesia hanya sektor pertanian yang tumbuh positif 16,24%.
Karena covid semua merangkak turun, tapi terang Mentan bahwa Indonesia baik-baik saja karena ada pertanian. Ia mengungkap, hal itu terlihat dari data BPS pada triwulan II 2022 PDB Indonesia, dimana semua sektor merah, yang hijau hanya pertanian 16,24%.
"Oleh karena itu tinggal dibutuhkan kerja yang lebih keras, memitigasi tantangan, alam sudah mengasih hujan dan panas yang cukup," ungkapnya.
Lihat Juga: Gandeng Sejumlah Perusahaan, YMPK Ajak Program Cetak 1.000 Sarjana Pertanian dan Bangun Kemandirian Pangan
(akr)