Pusat Perbelanjaan Dibuka, Kunjungan ke Ruang Ritel Masih Sepi

Rabu, 08 Juli 2020 - 13:24 WIB
loading...
Pusat Perbelanjaan Dibuka,...
Minat masyarakat untuk berkunjung masih sangat rendah. Jumlah kunjungan ke mal, misalnya, hanya mencapai 20% saat hari kerja dan 40% saat akhir pekan. Foto/Koran SINDO/Eko Purwwanto
A A A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengizinkan ruang ritel seperti mal, pusat grosir, dan pasar modern beroperasi kembali sejak 15 Juni 2020 lalu. Namun, minat masyarakat untuk berkunjung masih sangat rendah. Jumlah kunjungan ke mal, misalnya, hanya mencapai 20% saat hari kerja dan 40% saat akhir pekan. Padahal, pemerintah mengizinkan jumlah pengunjung mencapai 50% dari kapasitas mal.

"Tidak terjadi euforia, apakah karena masalah ekonomi atau orang masih takut bepergian," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparek) DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia. Kedatangan masyarakat ke mal pada masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ini, menurut Cucu, juga ada yang hanya ingin mengetahui penerapan protokol kesehatan sekaligus menyesuaikan diri dalam situasi pandemi Covid-19. (Baca: Toko Ritel Dibutuhkan, Hippindo Minta Tidak Ada Perbedaaan Aturan)

Salah satu penyebab masyarakat kurang berminat ke mal diperkirakan karena mereka lebih memilih melakukan kegiatan belanja secara daring. Hasil riset Snapcart menunjukkan, di tengah Pandemi Covid-19, berbelanja online semakin menjadi pilihan utama konsumen Indonesia.

Menurut Astrid Wiliandry, Direktur Snapcart, riset dilakukan terhadap konsumen yang berbelanja di platfoem e-commerce seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Blibli, JD.ID, Akulaku, OLX, Zilingo, dan Sociolla. “Saat kebijakan physical distancing diberlakukan, masyarakat mencari opsi lain yang lebih aman bagi mereka untuk tetap memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan dari rumah," ujarnya. (Baca juga: Terapkan Protokol kesehatan, Peritel Ingin Aktivitas tetap Jalan)

Survei Snapcart dilakukan terhadap 1.000 responden di seluruh Indonesia. "Sebanyak 77% perempuan mengaku memilih berbelanja di Shopee dibanding laki-laki 52%. Ini berbeda dengan Tokopedia yang lebih disukai konsumen laki-laki 22% dibanding perempuan 9%. Juga Lazada yang lebih disukai konsumen laki-laki 14% dibanding perempuan 10%, juga Bukalapak yang juga lebih disukai laki-laki 9% dan 2% perempuan,’’ ungkap Astrid.

Hasil riset Snapcart yang berlangsung selama pandemi ini juga menunjukkan bahwa Shopee merupakan e-commerce yang paling sering digunakan dalam berbelanja selama Ramadan dan Lebaran 2020. Kemudian Tokopedia (15%), Lazada (12%), dan Bukalapak (5%). Sebanyak 58% konsumen di Jabodetabek memilih Shopee sebagai situs belanja online yang paling diingat, kemudian 16% konsumen memilih berbelanja di Tokopedia, 12% konsumen memilih Lazada, dan 4% konsumen memilih Bukalapak. (Lihat videonya: Ular Piton 2,5 Meter Tutupi Saluran Air di Cilegon)

Menurut Astrid, konsumen di Indonesia lebih memilih berbelanja di e-commerce yang memiliki ragam produk yang lebih menarik dan tawaran harga yang lebih kompetitif. Shopee dinilai unggul karena terus melengkapi platformnya dengan fitur yang memperpanjang time spent dan engagement dalam aplikasinya. “Kreativitas membuat fitur-fitur baru sangat penting dalam membangun komunikasi dengan konsumen online agar mereka tidak mudah bosan dan terus ada sesuatu yang baru dan menarik,” ujar Astrid. Penawaran diskon belanja masih yang paling disukai, baik dalam bentuk cashback ataupun hadiah belanja. Para milenial menyukai fitur-fitur berbentuk flash games karena lebih interaktif. (Anton C)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Identitas Baru Tiga...
Identitas Baru Tiga Dekade Lippo Mall Cikarang, Tampil Lebih Modern
AI Diproyeksikan Dorong...
AI Diproyeksikan Dorong Transformasi di Sektor Ritel dan Konsumen
Pengusaha Diberi Waktu...
Pengusaha Diberi Waktu 3 Bulan untuk Sesuaikan Sistem Tarif PPN
Pengusaha Ritel Bicara...
Pengusaha Ritel Bicara Soal Efisiensi Saat UMP Naik 6,5% di 2025, Bakal Ada PHK?
Awan Mendung Industri...
Awan Mendung Industri Ritel ? 13 Gerai Matahari Bakal Tutup di 2024
Bertransformasi ke Arah...
Bertransformasi ke Arah Smart Retail Melalui Solusi Ritel Pintar DMMX
Aprindo Beberkan Strategi...
Aprindo Beberkan Strategi Menghadang Badai PHK, Begini Caranya
Caturkarda Depo Raih...
Caturkarda Depo Raih Penjualan Rp2,02 Triliun di Kuartal III-2024
K3Mart Raih Penghargaan...
K3Mart Raih Penghargaan Best Leading Retail Innovation of the Year
Rekomendasi
Profil Cak Lontong,...
Profil Cak Lontong, Pelawak Cerdas yang Diangkat Jadi Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol
Kevin Sanjaya Yakin...
Kevin Sanjaya Yakin Fedor Gorst Dongkrak Semangat Atlet Biliar Indonesia
Pangeran William Berencana...
Pangeran William Berencana Usir Andrew dari Kerajaan saat Jadi Raja Inggris
Berita Terkini
Bill Gates: Profesi...
Bill Gates: Profesi Guru dan Dokter Akan Punah 10 Tahun Lagi
47 menit yang lalu
Iwan Sunito Bagikan...
Iwan Sunito Bagikan Tips Sukses Bisnis di Industri Properti Australia
7 jam yang lalu
Progres Pembangunan...
Progres Pembangunan Pelabuhan Patimban Tembus 78,9%, Menhub Target Rampung Oktober 2025
8 jam yang lalu
DAmandita Sentul Tawarkan...
D'Amandita Sentul Tawarkan Rumah Smart Living Pure Nature Rp700 Jutaan
8 jam yang lalu
Perusahaan AS Tetap...
Perusahaan AS Tetap Ekspansi di Tengah Kebijakan Efisiensi Pemerintah
8 jam yang lalu
Atasi Kesenjangan Pasokan...
Atasi Kesenjangan Pasokan Gas Bumi, Pemerintah Diminta Buka Kebijakan Impor
8 jam yang lalu
Infografis
Balas Dendam ke AS,...
Balas Dendam ke AS, China Naikkan Tarif Impor Jadi 125%
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved