UMKM Go Global, Bulu Mata Palsu dari Purbalingga Terbang hingga Eropa dan Amerika

Rabu, 16 November 2022 - 12:16 WIB
loading...
UMKM Go Global, Bulu...
Produk bulu mata palsu dari Purbalingga sukses menembus pasar Eropa dan Amerika. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Kerajinan buatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia banyak yang berkualitas dan diminati mancanegara. Salah satunya kerajinan bulu mata dari Purbalingga yang mampu menembus pasar Eropa dan Amerika.

Kabupaten Purbalingga di Jawa Tengah memang dikenal sebagai sentra produksi bulu mata palsu se-Indonesia dan seluruh dunia. Di daerah ini banyak pengrajin mulai skala rumah tangga usaha kecil dan menengah yang menekuni pembuatan bulu mata palsu.

Beberapa di antaranya sukses mengekspor produknya ke mancanegara melalui dukungan berbagai pihak, salah satunya dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.

Lembaga yang menjadi special mission vehicle dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) itu terus melakukan edukasi dan pendampingan kepada UMKM berorientasi ekspor untuk naik kelas sehingga bisa go global.

Salah satu pelaku UMKM yang berhasil Go Global melalui pendampingan dari LPEI adalah Dewi Ekha Harlasyanti, pengusaha lokal bulu mata palsu yang telah mengekspor produknya ke Eropa dan Amerika.



Memulai bisnis pada 2015, pemilik dan CEO PT Diva Prima Cemerlang ini terjun ke dunia bisnis lantaran jenuh menjadi karyawan selama 20 tahun dengan masa depan yang tidak pasti.

Dewi memutuskan untuk keluar dari pekerjaanya dan berinisiatif untuk memulai bisnis sendiri. Dia melihat peluang usaha pembuatan bulu mata palsu di tempat tinggal lamanya yaitu di Purbalingga.

“Jadi bulu mata palsu yang berbahan baku rambut orang pasti dari Indonesia, dan di dunia ini yang bisa bikin hanya Purbalingga saja. Sehingga, kenapa saya memilih untuk menjadi eksportir bulu mata palsu karena Indonesia pemasok bulu mata palsu ke seluruh dunia, jadi lebih mudah bargaining ke buyer,” tuturnya, Rabu (16/11/2022).

Sejak awal Dewi memang sudah memantapkan diri untuk berorientasi ekspor. Tak lama setelah merintis bisnisnya, produk bulu mata palsu Dewi langsung dilirik oleh buyer dari Prancis yang akhirnya menjadi destinasi ekspor pertama produk bulu mata palsu Dewi.

Kini, Dewi telah melakukan ekspor ke 16 negara, termasuk Meksiko, Kolombia, Turki, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) sebagai pasar terbesar produk bulu mata palsu.



Selain menjadi pahlawan bagi devisa negara melalui ekspor, lulusan sarjana hukum itu juga menjadi pahlawan bagi masyarakat lokal melalui pemberdayaan masyarakat dalam proses produksi.

Menurut Dewi, total masyarakat yang ikut terlibat dalam proses produksi sekitar 500-700 orang, di mana mayoritas adalah ibu rumah tangga.

Sebagai pengusaha yang terus ingin naik kelas sehingga bisa go global, Dewi memperkenalkan produknya kepada LPEI melalui Desa Sejahtera Astra.

Menurut dia, pendampingan dari LPEI telah membantu membukakan akses pasar, memperluas jejaring usaha, serta membantu mempromosikan produk bulu mata palsu Dewi kepada buyer maupun desainer kelas dunia. Ke depan, Dewi berharap bisa tetap dapat eksis di pasar global.

“Saya dikasih banyak kesempatan oleh LPEI untuk show off produk saya. Itu buat saya adalah sesuatu yang luar biasa sekali karena dari situ orang-orang bisa mengenal produk kita,” tuturnya.

Sementara itu, guna mewujudkan impian para srikandi ekspor lainnya untuk menduniakan produk Indonesia dan mendorong pelaku UMKM untuk ekspor secara berkelanjutan, LPEI akan terus melakukan community development melalui program Desa Devisa.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1840 seconds (0.1#10.140)