Pensiunkan PLTU Batu Bara, Sri Mulyani Beberkan Bantuan dari Biden Rp311 Triliun
loading...
A
A
A
NUSA DUA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan program transisi energi memperoleh dukungan dari Amerika Serikat (AS) hingga lembaga dunia. Presiden AS Joe Biden bersama negara G7 lainnya memberntuk Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mendanai hingga USD20 miliar atau sekitar Rp311 triliun mendukung transisi energi di Indonesia.
"Kita mendapatkan pendanaan dari Climate Investment Fund USD500 juta, JETP USD20 miliar yang berasal dari berbagai sumber yang bisa digunakan atau didedikasikan dalam rangka untuk transisi energi. Ini semua satu paket," kata dia saat konferensi pers usai penutupan KTT G20, di Nusa Dua, Bali, Rabu(16/11/2022).
Dia mengungkapkan berbagai langkah diperlukan untuk mencapai energi berkelanjutan. Maka itu, salah satunya adalah facing out dari bahan bakar fosil atau batu bara meskipun beralih ke energi bersih tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"Karena sebagaimana diketahui, di G20 ada negara seperti Saudi, bahkan kita mengundang Uni Emirat Arab (UEA) yang sangat kaya akan minyak," ungkapnya.
Sri Mulyani mengatakan bahwa mereka memberikan saran agar transisi dilakukan secara hati-hati. Sedangkan di sisi lain, jika ingin melakukan transisi energi bukan masalah subsidi akan tetapi juga dananya cukup besar. Sebab itu, pemerintah mencari keseimbangan dan untuk Energy Transition Mechanism (ETM) Indonesia mendapatkan dukungan yang sangat kuat.
"Jadi kalau kita lihat dari Pittsburgh pertama kali di 2009, waktu itu AS pertama kali jadi tuan rumah, di mana mereka menyebutkan dan merasionalisasi subsidi-subsidi yang tidak targeted, dan bagaimana kita bisa meningkatkan akses energi, terutama mereka yang masih kelompok miskin dan tertinggal, dan pada saat yang sama mengurangi emisi energi," jelasnya.
"Kita mendapatkan pendanaan dari Climate Investment Fund USD500 juta, JETP USD20 miliar yang berasal dari berbagai sumber yang bisa digunakan atau didedikasikan dalam rangka untuk transisi energi. Ini semua satu paket," kata dia saat konferensi pers usai penutupan KTT G20, di Nusa Dua, Bali, Rabu(16/11/2022).
Dia mengungkapkan berbagai langkah diperlukan untuk mencapai energi berkelanjutan. Maka itu, salah satunya adalah facing out dari bahan bakar fosil atau batu bara meskipun beralih ke energi bersih tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"Karena sebagaimana diketahui, di G20 ada negara seperti Saudi, bahkan kita mengundang Uni Emirat Arab (UEA) yang sangat kaya akan minyak," ungkapnya.
Sri Mulyani mengatakan bahwa mereka memberikan saran agar transisi dilakukan secara hati-hati. Sedangkan di sisi lain, jika ingin melakukan transisi energi bukan masalah subsidi akan tetapi juga dananya cukup besar. Sebab itu, pemerintah mencari keseimbangan dan untuk Energy Transition Mechanism (ETM) Indonesia mendapatkan dukungan yang sangat kuat.
"Jadi kalau kita lihat dari Pittsburgh pertama kali di 2009, waktu itu AS pertama kali jadi tuan rumah, di mana mereka menyebutkan dan merasionalisasi subsidi-subsidi yang tidak targeted, dan bagaimana kita bisa meningkatkan akses energi, terutama mereka yang masih kelompok miskin dan tertinggal, dan pada saat yang sama mengurangi emisi energi," jelasnya.
(nng)