Sri Mulyani Ungkap Kerja Sama Bisa Atasi Masalah Global
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, negara-negara di dunia membutuhkan kerja sama untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi global . Kerja sama akan saling melengkapi kekuatan masing-masing negara.
“Saat ini dunia dihadapkan pada masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh satu negara sendiri,” ungkap Sri, dikutip Minggu(27/11/2022).
Dia menyatakan, mulai dari pandemi, climate change, hingga digital teknologi, semuanya mengharuskan seluruh negara untuk bekerja sama. Namun, kerja sama antar-negara ini sering tidak berjalan dengan mulus.
“Tapi kadang politik, nasionalistik yang sempit menyebabkan kita itu fragmented,” tandas Sri.
Dia menilai Presidensi G20 Indonesia berhasil mengatasi persoalan itu. Kehadiran pemimpin negara anggota G20 merupakan suatu capaian bagi Indonesia.
“Kalau Anda tanyakan bahwa kita tetap bisa membuat summit dan mereka semua hadir, itu adalah suatu pencapaian. Karena dari Februari sebetulnya keinginan G20 pecah itu sangat riil. Jadi kerjaan untuk membuat ini tetap bersatu is one thing. Itu adalah pencapaian Indonesia,” jelas Sri.
Capaian ini juga dapat ditunjukkan dengan keberhasilan dalam merumuskan sebagian besar permasalahan. Banyak persetujuan mengenai penyelesaian krisis pangan, sustainability financing, digital teknologi, global taxation, kemudian juga financial safety net.
Sehingga, tema yang diusung Indonesia dalam presidensi ini yakni recover together, recover stronger menjadi tepat dan tidak hanya menjadi sekedar deklarasi tanpa hasil.
“Saya akan mengatakan temanya yang recover together recover stronger, ability to bridge the gap, membuat united, dan kita tidak hanya sekedar deklarasi. Kita bicara tentang masalah pandemi, kita mengeluarkan pandemic fund, itu adalah solidaritas,” pungkas Sri.
“Saat ini dunia dihadapkan pada masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh satu negara sendiri,” ungkap Sri, dikutip Minggu(27/11/2022).
Dia menyatakan, mulai dari pandemi, climate change, hingga digital teknologi, semuanya mengharuskan seluruh negara untuk bekerja sama. Namun, kerja sama antar-negara ini sering tidak berjalan dengan mulus.
“Tapi kadang politik, nasionalistik yang sempit menyebabkan kita itu fragmented,” tandas Sri.
Dia menilai Presidensi G20 Indonesia berhasil mengatasi persoalan itu. Kehadiran pemimpin negara anggota G20 merupakan suatu capaian bagi Indonesia.
“Kalau Anda tanyakan bahwa kita tetap bisa membuat summit dan mereka semua hadir, itu adalah suatu pencapaian. Karena dari Februari sebetulnya keinginan G20 pecah itu sangat riil. Jadi kerjaan untuk membuat ini tetap bersatu is one thing. Itu adalah pencapaian Indonesia,” jelas Sri.
Capaian ini juga dapat ditunjukkan dengan keberhasilan dalam merumuskan sebagian besar permasalahan. Banyak persetujuan mengenai penyelesaian krisis pangan, sustainability financing, digital teknologi, global taxation, kemudian juga financial safety net.
Sehingga, tema yang diusung Indonesia dalam presidensi ini yakni recover together, recover stronger menjadi tepat dan tidak hanya menjadi sekedar deklarasi tanpa hasil.
“Saya akan mengatakan temanya yang recover together recover stronger, ability to bridge the gap, membuat united, dan kita tidak hanya sekedar deklarasi. Kita bicara tentang masalah pandemi, kita mengeluarkan pandemic fund, itu adalah solidaritas,” pungkas Sri.
(uka)