Gara-gara Pandemi, Maskapai Diprediksi Beralih Gunakan Pesawat yang Lebih Kecil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus corona membuat tren di dunia penerbangan mengalami perubahan. Khususnya, dari segi jenis pesawat yang akan digunakan ke depannya.
Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin mengatakan, ke depan pesawat yang akan digunakan oleh maskapai akan lebih kecil dari sisi ukurannya. Hal tersebut bahkan tak hanya terjadi di Indonesia, tapi di seluruh dunia.
"Bahkan ada analis beberapa hari yang lalu melakukan riset dan salah satunya memprediksi ke depan (pesawat) airlines ukurannya akan lebih kecil. Kalau dulu banyak airlines besar yang ukurannya ratusan mungkin nanti enggak ada lagi, termasuk di Indonesia," ujarnya dalam acara market review IDX Channel, Kamis (9/7/2020).
(Baca Juga: INACA: Kompak Jadi Kunci Cepat Pulihkan Industri Penerbangan)
Menurut Ziva, alasan mengapa ukuran pesawat akan lebih kecil adalah karena menurunnya jumlah penumpang akibat pandemi. Sehingga maskapai memutuskan untuk mengurangi kapasitas penumpangnya. "Akan terjadi koreksi mau enggak mau selama pandemi belum kembali normal lagi," kata Ziva.
Apalagi, biaya operasional untuk mengoperasikan pesawat dengan ukuran besar juga tidak kecil termasuk untuk membayar pegawai. Sedangkan pemasukan yang didapat airlines juga masih belum stabil bahkan relatif kecil.
"Sehingga demand-nya sangat rendah dan tidak hanya terjadi di Indonesia di seluruh dunia. Sehingga ini yang membuat airlines akhirnya Enggak bisa menahan kan. Biaya jalan terus. Sementara demand-nya sangat lambat sekali naiknya," jelas dia.
Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin mengatakan, ke depan pesawat yang akan digunakan oleh maskapai akan lebih kecil dari sisi ukurannya. Hal tersebut bahkan tak hanya terjadi di Indonesia, tapi di seluruh dunia.
"Bahkan ada analis beberapa hari yang lalu melakukan riset dan salah satunya memprediksi ke depan (pesawat) airlines ukurannya akan lebih kecil. Kalau dulu banyak airlines besar yang ukurannya ratusan mungkin nanti enggak ada lagi, termasuk di Indonesia," ujarnya dalam acara market review IDX Channel, Kamis (9/7/2020).
(Baca Juga: INACA: Kompak Jadi Kunci Cepat Pulihkan Industri Penerbangan)
Menurut Ziva, alasan mengapa ukuran pesawat akan lebih kecil adalah karena menurunnya jumlah penumpang akibat pandemi. Sehingga maskapai memutuskan untuk mengurangi kapasitas penumpangnya. "Akan terjadi koreksi mau enggak mau selama pandemi belum kembali normal lagi," kata Ziva.
Apalagi, biaya operasional untuk mengoperasikan pesawat dengan ukuran besar juga tidak kecil termasuk untuk membayar pegawai. Sedangkan pemasukan yang didapat airlines juga masih belum stabil bahkan relatif kecil.
"Sehingga demand-nya sangat rendah dan tidak hanya terjadi di Indonesia di seluruh dunia. Sehingga ini yang membuat airlines akhirnya Enggak bisa menahan kan. Biaya jalan terus. Sementara demand-nya sangat lambat sekali naiknya," jelas dia.
(fai)