Saham Amazon dan Apple Anjlok, Wall Street Ditutup Melemah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua dari tiga indeks utama Wall Street ditutup di zona merah pada akhir pekan ini. Mengutip data perdagangan Sabtu (3/12), Dow Jones Industrial Average naik 0,10% menjadi 34.429,88, S&P 500 merosot 0,12% di 4.071,70, sedangkan Nasdaq Composite tergelincir 0,18% di 11.461,50.
Sejumlah perusahaan teknologi seperti Apple Inc (NASDAQ:AAPL), turun 0,34%, demikian juga Amazon (NASDAQ:AMZN), keok 1,43%, tertekan oleh kekhawatiran atas kenaikan suku bunga. Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks S&P 500 antara lain Tesla, Amazon.com, dan Apple.
Tiga top gainers indeks ditempati oleh Enphase menguat 7,01%, SolarEdge Technologies naik 4,40%, dan Huntington Ingalls Industries menanjak 4,24%, sedangkan top losers diduduki oleh Paypal Holdings turun 4,93%, Valero Energy merosot 3,76%, dan Arista Networks tertekan 3,39%. Fundamental wall street pekan ini mendapat pengaruh dari sejumlah rilis data makroekonomi. Satu diantaranya adalah laporan tenaga kerja yang mengalami peningkatan. Data nonfarm payrolls mencatat ada kenaikan 263.000 pekerjaan, di atas ekspektasi pasar sebanyak 200.000.
Kendati demikian, tingkat pengangguran AS masih tidak berubah di angka 3,7% dari bulan sebelumnya. Hal ini menandai bahwa pengaruh suku bunga bank sentral masih cukup kuat di kalangan industri. "Kita harus melihat tren (pekerjaan) berbalik arah agar Fed merasa nyaman dengan gap itu. Dengan demikiaan, mereka akan terus mengurangi pengetatan," kata Analis Allspring Global Investment, Briann Jacobsen, dilansir Reuters, Sabtu (3/12/2022).
Sampai saat ini, pelaku pasar modal AS masih mencari sinyal pelemahan di pasar tenaga kerja, terutama dari segi upah, sebagai pertanda bahwa inflasi akan melanjutkan penurunannya. Sehingga, hal ini memungkinkan The Fed untuk memangkas laju suku bunga mereka pada pertemuan pada pertengahan bulan ini. Rapat Dewan Kebijakan (FOMC) The Fed untuk menetapkan suku bunga akan berlangsung pada 13-14 Desember, yang notabene merupakan pertemuan terakhir tahun ini.
Sejumlah perusahaan teknologi seperti Apple Inc (NASDAQ:AAPL), turun 0,34%, demikian juga Amazon (NASDAQ:AMZN), keok 1,43%, tertekan oleh kekhawatiran atas kenaikan suku bunga. Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks S&P 500 antara lain Tesla, Amazon.com, dan Apple.
Tiga top gainers indeks ditempati oleh Enphase menguat 7,01%, SolarEdge Technologies naik 4,40%, dan Huntington Ingalls Industries menanjak 4,24%, sedangkan top losers diduduki oleh Paypal Holdings turun 4,93%, Valero Energy merosot 3,76%, dan Arista Networks tertekan 3,39%. Fundamental wall street pekan ini mendapat pengaruh dari sejumlah rilis data makroekonomi. Satu diantaranya adalah laporan tenaga kerja yang mengalami peningkatan. Data nonfarm payrolls mencatat ada kenaikan 263.000 pekerjaan, di atas ekspektasi pasar sebanyak 200.000.
Kendati demikian, tingkat pengangguran AS masih tidak berubah di angka 3,7% dari bulan sebelumnya. Hal ini menandai bahwa pengaruh suku bunga bank sentral masih cukup kuat di kalangan industri. "Kita harus melihat tren (pekerjaan) berbalik arah agar Fed merasa nyaman dengan gap itu. Dengan demikiaan, mereka akan terus mengurangi pengetatan," kata Analis Allspring Global Investment, Briann Jacobsen, dilansir Reuters, Sabtu (3/12/2022).
Sampai saat ini, pelaku pasar modal AS masih mencari sinyal pelemahan di pasar tenaga kerja, terutama dari segi upah, sebagai pertanda bahwa inflasi akan melanjutkan penurunannya. Sehingga, hal ini memungkinkan The Fed untuk memangkas laju suku bunga mereka pada pertemuan pada pertengahan bulan ini. Rapat Dewan Kebijakan (FOMC) The Fed untuk menetapkan suku bunga akan berlangsung pada 13-14 Desember, yang notabene merupakan pertemuan terakhir tahun ini.
(nng)