Analis: Fundamental GOTO Kuat, ARB Berjilid Bukan Cerminan Kinerja

Senin, 12 Desember 2022 - 18:54 WIB
loading...
A A A
”Kemudian GOTO itu mempunyai ekosistem yang cukup komplit, sehingga dengan ekosistem tersebut maka perusahaan menjadi salah satu yang menguasai teknologi di Indonesia,” terusnya.

Ekosistem GOTO memang merupakan pemimpin pasar di masing-masing segmennya. Berdasarkan riset Alvara berjudul Digitalisasi UMKM: Dampak Platform OFD terhadap UMKM Kuliner, dirilis 24 November 2022, GoFood merupakan platform yang paling banyak digunakan UMKM yang bermitra dengan layanan OFD yaitu mencapai 99,3%. Lebih tinggi dibandingkan GrabFood sebesar 98,8% dan ShopeeFood sebesar 70,2%. Platform sejenis lainnya mendapatkan porsi 10,8%.

Sementara itu, berdasarkan survey perusahaan riset PT InsightAsia Research Group Indonesia (Insight Asia) dompet digital GoPay merupakan platform yang paling banyak digunakan konsumen dengan persentase sebanyak 71%.

Di segmen bisnis on-demand, baru-baru ini Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) melakukan riset yang hasilnya Gojek memimpin pasar ride-hailing (82%) dan logistik online (64%) di Indonesia. Survey dilakukan terhadap 2.304 responden untuk berbagi tumpangan (ride-hailing) dan 1.152 terkait logistik.

Sedangkan di segmen e-Commerce, Tokopedia meraih indeks kepuasan pengguna tertinggi (89,68) mengalahkan Shopee (87,77) dan Lazada (81,61). Penilaian tersebut merupakan salah satu hasil survei bertajuk “The Most Trusted E-commerce” yang melibatkan 1.200 pengguna platform e-commerce kota-kota besar seluruh Indonesia. Survei dilakukan Kadence International pada 2-15 November 2022.

Dari sejumlah parameter penilaian, Kadence mengumumkan bahwa Tokopedia unggul dibandingkan kompetitornya. Salah satunya Tokopedia sebagai platform yang paling aman dengan meraih sebesar 85%. Tokopedia juga juara sebagai platform e-commerce yang dapat dipercaya (86%) dan paling memuaskan dari sisi produk serta layanan pengiriman (85%).

Hans mengingatkan kepada investor untuk menyadari bahwa investasi pada perusahaan teknologi bersifat investasi jangka panjang.

”Mungkin kontribusi marjin bisa positif tapi bottom line (laba bersih) butuh waktu. Tapi kerugian itu lebih karena perusahaan melakukan promosi. Kalau logikanya GOTO menghentikan semua promosi maka laba rugi nya langsung hijau tapi mereka nampaknya ingin melakukan secara bertahap sambil memberi pemahaman pasar,” ungkapnya.

Faktanya, dari sejumlah survey yang dilakukan, Hans melihat penggunaan layanan digital seperti taksi online atau ride-hailing mulai bergeser. Memang semula karena tergiur promosi namun saat ini lebih kepada faktor kebutuhan lain seperti keamanan dan efisiensi waktu.

”Nah ini menunjukan pasar sudah mulai teredukasi dan terbiasa dengan kendaraan online. Jadi itu lah prosesnya sehingga investasi di perusahaan teknologi itu butuh waktu panjang,” ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1148 seconds (0.1#10.140)