Impor Beras 200 Ribu Ton, Pemerintah Rogoh Kocek hingga Rp 1,76 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beras impor sebanyak 200 ribu ton telah datang ke Indonesia yang akan terus mengalir hingga akhir Desember 2022. Adapun dana yang harus dikeluarkan pemerintah untuk impor beras ini mencapai Rp 1,76 triliun.
Direktur Utama Perum Bulog , Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas mengatakan, beras yang didatangkan dari negara-negara asing ini dibeli seharga Rp 8.800. Lanjutnya, harga tersebut sudah termasuk biaya lainnya dari pengiriman hingga masuk ke gudang Perum Bulog.
Adapun hitung-hitungannya, Rp 8.800 per kilogram kemudian dikali 200 ribu ton yang dikonversi menjadi kilogram 200 juta kg. Maka Rp 8.800/kg dikali 200 juta kg, dengan kata lain biaya yang akan dikeluarkan negara untuk impor beras ini sebesar Rp 1,76 triliun.
"Yang jelas nanti bisa lihat bahwa paling mahal rata-rata beras premium yang kita datangkan sampai di gudang kita costnya dari pelabuhan sampai gudang itu harganya Rp 8.800 per kilogram. Nah itu harga internasional, kita mengikuti harga internasional kita beli," ujar Buwas kepada awak media di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022).
Sementara itu Buwas bilang, untuk harga beras impor yang akan dijual ke pedagang dari Bulog yakni sebesar Rp 8.300/kg. Karena pasokan beras ini untuk cadangan beras pemerintah (CBP), maka selisih harga Rp 500-nya akan diganti oleh pemerintah pusat.
"Itulah nanti setelah kita minta izin dari negara untuk diubah menjadi CBP, maka selisihnya akan diganti oleh negara. Jadi kita belinya Rp 8.800 dong dan itu karena ketentuannya Rp 8.300, maka ada selisih Rp 500 kan, itu akan diganti pemerintah," tuturnya.
Buwas menyampaikan, saat ini biaya untuk membeli beras impor masih menggunakan dana mandiri Bulog yang didapatkan dari pinjaman bank. "Gini deh anggaran itu kalikan sampai gudang kita 8.800 ini kan belinya segitu, dialihkan CBP diganti pemerintah," tukasnya.
Direktur Utama Perum Bulog , Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas mengatakan, beras yang didatangkan dari negara-negara asing ini dibeli seharga Rp 8.800. Lanjutnya, harga tersebut sudah termasuk biaya lainnya dari pengiriman hingga masuk ke gudang Perum Bulog.
Adapun hitung-hitungannya, Rp 8.800 per kilogram kemudian dikali 200 ribu ton yang dikonversi menjadi kilogram 200 juta kg. Maka Rp 8.800/kg dikali 200 juta kg, dengan kata lain biaya yang akan dikeluarkan negara untuk impor beras ini sebesar Rp 1,76 triliun.
"Yang jelas nanti bisa lihat bahwa paling mahal rata-rata beras premium yang kita datangkan sampai di gudang kita costnya dari pelabuhan sampai gudang itu harganya Rp 8.800 per kilogram. Nah itu harga internasional, kita mengikuti harga internasional kita beli," ujar Buwas kepada awak media di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022).
Sementara itu Buwas bilang, untuk harga beras impor yang akan dijual ke pedagang dari Bulog yakni sebesar Rp 8.300/kg. Karena pasokan beras ini untuk cadangan beras pemerintah (CBP), maka selisih harga Rp 500-nya akan diganti oleh pemerintah pusat.
"Itulah nanti setelah kita minta izin dari negara untuk diubah menjadi CBP, maka selisihnya akan diganti oleh negara. Jadi kita belinya Rp 8.800 dong dan itu karena ketentuannya Rp 8.300, maka ada selisih Rp 500 kan, itu akan diganti pemerintah," tuturnya.
Buwas menyampaikan, saat ini biaya untuk membeli beras impor masih menggunakan dana mandiri Bulog yang didapatkan dari pinjaman bank. "Gini deh anggaran itu kalikan sampai gudang kita 8.800 ini kan belinya segitu, dialihkan CBP diganti pemerintah," tukasnya.
(akr)