Dari Kopi hingga Kerajinan Tangan, Klaster KUR Bikin Jokowi Riang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku senang melihat adanya pengelompokan atau klasterisasi dalam kredit usaha rakyat (KUR).
Kepala Negara menyebut saat ini sebanyak 39,4 juta Usaha Kecil Menengah (UKM) telah memanfaatkan model KUR klaster tersebut.
"Saya senang sekarang ada model KUR klaster. Ini benar memang harus diklasterkan," ungkapnya dalam sambutannya pada penyerahan KUR kluster di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/12/2022).
Jokowi menceritakan bahwa ada salah satu pondok pesantren yang mendapatkan dana miliaran lalu digunakan untuk bisnis tanaman holtikultura.
"Saya senang tadi ada pondok pesantren sampai dapat sekian miliar untuk urusan holtikultura. Dan sayurnya dibeli kemudian dijualnya lewat usaha-usaha yang memiliki jaringan yang banyak. Sehingga off takernya jelas, penjamin pembeliannya menjadi jelas," tutur presiden.
Jokowi juga menyebutkan contoh lainnya yakni klaster kopi yang mendapatkan dana hingga Rp50 miliar di daerah Toraja, Sulawesi. Menurut dia, dengan adanya klasterisasi tersebut memudahkan untuk urusan peminjaman.
"Ini juga klaster kopi, tadi ada juga kluster holtikultura, yang kalau sudah ngumpul itu enak. Yang meminjamkan, ngurusi satu persatu, ngurusi berapa Rp10 juta, Rp10 juta kalau Rp50 miliar berapa orang banknya juga pusing. Lebih bagus breg kemudian di klaster itu dibagi-bagi," urainya.
Dengan adanya klaster-klaster tersebut, Jokowi berharap agar para pengusaha tidak hanya menjual bahan mentah saja tapi dapat menjual barang setengah atau jadi.
"Dan kalau sudah berfikiran seperti itu nanti larinya apa kopi tidak hanya jualan mentahan tetapi sudah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Atau sekarang ini banyak sekali di daerah-daerah packaging-nya sudah bagus, kemasannya sudah bagus, (sehingga) jualnya akan lebih gampang," ungkapnya.
Tak hanya itu, mantan Gubernur DKI itu juga melihat klaster lainnya yaitu kerajinan tangan di Bali. "Saya juga melihat ada kluster handicraft souvernir seperti yang ada di Bali. Saya lihat Krisna tadi juga mendapatkan ini juga sama pengrajin berproduksi, ada off taker, ada penjamin pembeliannya, kemudian ada showroom untuk menjual barang-barang itu," bebernya.
Selain itu, adanya kejelasan alur dari mulai produksi hingga pembelian oleh konsumen dapat memberi keyakinan bagi bank dan lembaga non bank untuk meminjamkan uangnya.
"Saya kira model-model KUR kluster kalo diperbanyak bisa nanti masuk ke peternak, baik yang daging maupun petelor, bisa nanti masuk ke nelayan yang berkaitan mungkin dengan tambak," pungkas presiden asal Surakarta, Jawa Tengah.
Kepala Negara menyebut saat ini sebanyak 39,4 juta Usaha Kecil Menengah (UKM) telah memanfaatkan model KUR klaster tersebut.
"Saya senang sekarang ada model KUR klaster. Ini benar memang harus diklasterkan," ungkapnya dalam sambutannya pada penyerahan KUR kluster di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/12/2022).
Jokowi menceritakan bahwa ada salah satu pondok pesantren yang mendapatkan dana miliaran lalu digunakan untuk bisnis tanaman holtikultura.
"Saya senang tadi ada pondok pesantren sampai dapat sekian miliar untuk urusan holtikultura. Dan sayurnya dibeli kemudian dijualnya lewat usaha-usaha yang memiliki jaringan yang banyak. Sehingga off takernya jelas, penjamin pembeliannya menjadi jelas," tutur presiden.
Jokowi juga menyebutkan contoh lainnya yakni klaster kopi yang mendapatkan dana hingga Rp50 miliar di daerah Toraja, Sulawesi. Menurut dia, dengan adanya klasterisasi tersebut memudahkan untuk urusan peminjaman.
"Ini juga klaster kopi, tadi ada juga kluster holtikultura, yang kalau sudah ngumpul itu enak. Yang meminjamkan, ngurusi satu persatu, ngurusi berapa Rp10 juta, Rp10 juta kalau Rp50 miliar berapa orang banknya juga pusing. Lebih bagus breg kemudian di klaster itu dibagi-bagi," urainya.
Dengan adanya klaster-klaster tersebut, Jokowi berharap agar para pengusaha tidak hanya menjual bahan mentah saja tapi dapat menjual barang setengah atau jadi.
"Dan kalau sudah berfikiran seperti itu nanti larinya apa kopi tidak hanya jualan mentahan tetapi sudah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Atau sekarang ini banyak sekali di daerah-daerah packaging-nya sudah bagus, kemasannya sudah bagus, (sehingga) jualnya akan lebih gampang," ungkapnya.
Tak hanya itu, mantan Gubernur DKI itu juga melihat klaster lainnya yaitu kerajinan tangan di Bali. "Saya juga melihat ada kluster handicraft souvernir seperti yang ada di Bali. Saya lihat Krisna tadi juga mendapatkan ini juga sama pengrajin berproduksi, ada off taker, ada penjamin pembeliannya, kemudian ada showroom untuk menjual barang-barang itu," bebernya.
Selain itu, adanya kejelasan alur dari mulai produksi hingga pembelian oleh konsumen dapat memberi keyakinan bagi bank dan lembaga non bank untuk meminjamkan uangnya.
"Saya kira model-model KUR kluster kalo diperbanyak bisa nanti masuk ke peternak, baik yang daging maupun petelor, bisa nanti masuk ke nelayan yang berkaitan mungkin dengan tambak," pungkas presiden asal Surakarta, Jawa Tengah.
(ind)