Perang Rusia Ukraina Ubah Dinamika Perdagangan Batu Bara, Dunia Pakai Cara Paling Kotor

Selasa, 20 Desember 2022 - 06:50 WIB
loading...
Perang Rusia Ukraina...
Dunia mendekati puncak penggunaan bahan bakar fosil, saat penggunaan batu bara global berada di jalur peningkatan sebesar 1,2% untuk mencapai rekor tertinggi. Foto/Dok
A A A
LONDON - Penggunaan batu bara global berada di jalur peningkatan sebesar 1,2% untuk mencapai rekor tertinggi tahun ini, menurut laporan dari Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA). Lonjakan pemakaian batu bara mencuat pada saat volatilitas dan ketidakpastian meningkat di pasar energi global.



Sementara itu IEA menyatakan, bahwa perang Rusia Ukraina pada Februari 2022, lalu "secara tajam mengubah dinamika perdagangan batu bara, tingkat harga, dan pola penawaran dan permintaan pada tahun 2022."

"Pasar batu bara mengalami guncangan parah pada tahun 2022, saat arus perdagangan tradisional terganggu, harga melonjak dan permintaan diproyeksi tumbuh sebesar 1,2% untuk mencapai level tertinggi sepanjang masa dan melampaui 8 miliar metrik ton untuk pertama kalinya," kata IEA dalam laporan Coal 2022.

Ditambahkan IEA bahwa, harga bahan bakar fosil mengalami lonjakan substansial tahun ini, "ketika gas alam menunjukkan peningkatan paling tajam."

"Kondisi tersebut kemudian mendorong gelombang peralihan bahan bakar dari gas, serta meningkatkan permintaan untuk opsi dengan harga yang lebih kompetitif, termasuk batu bara di beberapa wilayah," tambahnya.



Meskipun permintaan batu bara meningkat, tapi gambarannya cukup kompleks. IEA mencatat bahwa "peningkatan harga batu bara, penerapan energi terbarukan dan efisiensi energi, ditambah serta melemahnya pertumbuhan ekonomi global meredam peningkatan permintaan batu bara secara keseluruhan tahun ini."

Dikatakan juga bahwa, penggunaan batu bara dalam pembangkit listrik diperkirakan bakal meningkat pada angka sedikit di atas 2% tahun ini. Penggunaan batu bara di industri sebenarnya dijadwalkan turun lebih dari 1%, lantaran produksi baja dan besi yang lebih rendah.

"Dunia mendekati puncak penggunaan bahan bakar fosil, saat batu bara mendekati untuk menjadi yang pertama. Tetapi kami belum sampai di sana," kata Direktur Pasar dan Keamanan Energi IEA, Keisuke Sadamori dalam sebuah pernyataan.

"Permintaan batu bara terus bertambah dan kemungkinan akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada tahun ini, di tengah upata menekan emisi global," lanjutnya.

"Pada saat yang sama, ada banyak sinyal krisis akan datang serta adanya percepatan penyebaran energi terbarukan, efisiensi energi, hal ini akan memoderasi permintaan batu bara di tahun-tahun mendatang," tambahnya.

Kebijakan pemerintah akan menjadi "kunci untuk memastikan jalan yang aman dan berkelanjutan ke depan," katanya.

Di sisi lain seperti diketahui penggunaan batu bara memiliki dampak substansial terhadap lingkungan, dimana organisasi lingkungan Greenpeace menggambarkannya sebagai "cara paling kotor dan paling berpolusi untuk menghasilkan energi."

Sementara itu Administrasi Informasi Energi AS mencantumkan, berbagai emisi dari pembakaran batu bara, termasuk karbon dioksida, sulfur dioksida, partikulat, dan nitrogen oksida.

Perdebatan seputar batu bara dan penggunaannya yang berkelanjutan masih terjadi. Baru bulan ini, rencana tambang batu bara di barat laut Inggris mendapatkan lampu hijau oleh pemerintah Inggris. Keputusan tersebut dukungan dan juga kritik.

Ketidakpastian

Laporan IEA melukiskan gambaran ketidakpastian untuk tahun selanjutnya. Diperkirakan permintaan batu bara global pada 2022 mencapai level sebesar 8 miliar metrik ton hingga 2025. Tetapi ada catatan bahwa "mengingat krisis energi saat ini dengan segala ketidakpastiannya, dorongan ke dalam pertumbuhan atau kontraksi mungkin saja terjadi."

Rusia merupakan pemasok gas alam dan minyak bumi terbesar ke Uni Eropa pada tahun 2021, demikian menurut Eurostat. Ekspor gas Rusia yang terikat UE mengalami penurunan tahun ini, mendorong ekonomi utama Eropa untuk melakukan berbagai upaya dalam menopang pasokan untuk bulan-bulan ke depan yang lebih dingin.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1376 seconds (0.1#10.140)