Penggemar Pinjol Masih Banyak, Pengguna Capai 93,39 Juta dan Penyaluran Pinjaman Tembus Rp476,89 T

Kamis, 22 Desember 2022 - 07:18 WIB
loading...
Penggemar Pinjol Masih Banyak, Pengguna Capai 93,39 Juta dan Penyaluran Pinjaman Tembus Rp476,89 T
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat kenaikan penyaluran pinjaman online (pinjol) legal mencapai Rp476,89 triliun per Oktober 2022. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat kenaikan penyaluran pinjaman online ( pinjol ) legal mencapai Rp 476,89 triliun per Oktober 2022. Nilai tersebut merupakan akumulasi dari penyaluran pendanaan pelaku industri fintech lending anggota AFPI yang mempunyai izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Peran industri fintech lending yang semakin emngakar bisa dilihat dari semakin meningkatnya penyaluran pendanaan yang dilakukan," kata Sekretaris Jenderal AFPI Sunu Widyatmoko dalam keterangan resmi yang dikutip, Kamis (22/12/2022).



Adapun pengguna pinjaman online mencapai 93,39 juta yang terdiri dari akumulasi rekening borrower mencapai Rp 92,40 juta, dengan rekening aktif sebesar 18,71 juta. Sedangkan akumulasi rekening lender mencapai 980.370, dengan rekening aktif sebesar 151.240.

Sementara itu, Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Fintech OJK, Tris Yulianta mengatakan, pelaku industri fintech perlu mempersiapkan mitigasi strategis untuk menghadapi krisis global, seperti ancaman risiko global, biaya dana yang tinggi, serta gelombang pemutusan hubungan kerja yang pada akhirnya menyulitkan pendanaan.



Tris menyebut terdapat enam tantangan yang harus diatasi oleh industri fintech lending sepanjang tahun 2023, yakni: pertama, governance & risk management; kedua, keandalan sistem dan credit scoring; ketiga, pengembangan produk/model bisnis; keempat, hadirnya undang-undang perlindungan data pribadi; kelima, eksplorasi ekosistem; dan keenam, keamanan siber.

"Namun ada potensi yang dapat dimanfaatkan industri fintech yakni ekonomi digital RI per 2022 mencapai USD 77 miliar, dan diperkirakan akan mencapai USD 130 miliar pada 2025, dan USD 220-360 miliar pada 2030," terangnya.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1768 seconds (0.1#10.140)