Inflasi dan Ancaman Resesi Pengaruhi Pola Belanja Kelas Menengah ke Bawah
loading...
A
A
A
JAKARTA - DBS Group Research mengemukakan hasil riset seputar inflasi dan ancaman resesi yang akan mengubah pola pengeluaran dan konsumsi. Hasil riset itu berdasarkan 700 responden yang berasal dari berbagai kelas pemasukan, pada November 2022.
Hasil menunjukkan bahwa mayoritas kelas menengah ke bawah akan mengubah pola belanja atau pengeluaran mereka lebih cepat dibandingkan kelas menengah dan kelas menengah ke atas.
"71% responden dari kelas menengah ke bawah berencana untuk menyesuaikan pengeluaran jika inflasi dan harga barang-barang tetap tinggi selama tiga hingga enam bulan ke depan," tulis riset yang diterima MNC Portal Indonesia (MPI), dikutip Senin (26/12/2022).
Di sisi lain, 40% responden kelas menengah dan menengah ke atas justru memilih untuk tidak langsung mengubah pola konsumsi mereka, meski mengakui terdampak inflasi. Riset juga menunjukkan bahwa untuk kelas menengah ke atas, 56% responden mengaku akan menyesuaikan gaya hidup mereka dalam kurun waktu tiga sampai enam bulan ke depan.
"Sedangkan 7% responden tidak akan mengubah pola konsumsinya sama sekali," terang riset tersebut.
Hampir setengah dari masyarakat kelas menengah ke atas akan mencari pendapatan lebih tinggi dalam merespons inflasi. Sebanyak 30% responden akan berinvestasi untuk keuntungan, 15% mencari pemasukan tambahan, dan 2% sisanya tidak akan melakukan apa pun.
Sedangkan separuh dari masyarakat kelas menengah ke bawah akan mengambil langkah "save more, spend less" alias menabung lebih banyak, mengeluarkan uang lebih sedikit untuk merespons kenaikan harga. Persentase kelas menengah ke bawah lain memilih menggunakan barang yang lebih murah (19%), investasi (20%), dan mencari pendapatan atau pemasukan tambahan (10%).
Lihat Juga: PPN Naik Jadi 12% Berlaku di 2025, Ini Daftar Barang dan Jasa Terdampak dan Tak Terdampak
Hasil menunjukkan bahwa mayoritas kelas menengah ke bawah akan mengubah pola belanja atau pengeluaran mereka lebih cepat dibandingkan kelas menengah dan kelas menengah ke atas.
"71% responden dari kelas menengah ke bawah berencana untuk menyesuaikan pengeluaran jika inflasi dan harga barang-barang tetap tinggi selama tiga hingga enam bulan ke depan," tulis riset yang diterima MNC Portal Indonesia (MPI), dikutip Senin (26/12/2022).
Di sisi lain, 40% responden kelas menengah dan menengah ke atas justru memilih untuk tidak langsung mengubah pola konsumsi mereka, meski mengakui terdampak inflasi. Riset juga menunjukkan bahwa untuk kelas menengah ke atas, 56% responden mengaku akan menyesuaikan gaya hidup mereka dalam kurun waktu tiga sampai enam bulan ke depan.
"Sedangkan 7% responden tidak akan mengubah pola konsumsinya sama sekali," terang riset tersebut.
Hampir setengah dari masyarakat kelas menengah ke atas akan mencari pendapatan lebih tinggi dalam merespons inflasi. Sebanyak 30% responden akan berinvestasi untuk keuntungan, 15% mencari pemasukan tambahan, dan 2% sisanya tidak akan melakukan apa pun.
Sedangkan separuh dari masyarakat kelas menengah ke bawah akan mengambil langkah "save more, spend less" alias menabung lebih banyak, mengeluarkan uang lebih sedikit untuk merespons kenaikan harga. Persentase kelas menengah ke bawah lain memilih menggunakan barang yang lebih murah (19%), investasi (20%), dan mencari pendapatan atau pemasukan tambahan (10%).
Lihat Juga: PPN Naik Jadi 12% Berlaku di 2025, Ini Daftar Barang dan Jasa Terdampak dan Tak Terdampak
(uka)