Jadi Orang Terkaya Nomor 1 di Indonesia, Harta Dato Low Tuck Kwong Ambles Rp3 Triliun dalam Sehari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jadi orang terkaya di Indonesia memang harus selalu siap dengan kekayaan yang naik atau turun dalam tempo yang cepat. Itulah yang dialami oleh Dato Low Tuck Kwong.
Berdasarkan laporan Real Time Forbes Billionaires List, kekayaan Dato low Tuck Kwong tercatat USD25,2 miliar atau sekitar Rp393 triliun. Sang Dato menggeser posisi Duo Hartono yang selama ini menguasai singasana sebagai orang terkaya di Indonesia.
Kini Budi Hartono harus puas menempati posisi kedua orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan USD22,1 miliar atau sekitar Rp344 triliun dan Michael Hartono di urutan ketiga dengan total kekayaan USD21,3 miliar atau sekitar Rp332 triliun.
Nah gara-gara harga sahamnya (BYAN/PT Bayan Resources Tbk) anjlok sebesar sebesar Rp1.500 per lembar, kekayaaan Dato pun ambles hingga Rp3 triliun lebih. Jika kemarin (27/12/2022) harga sama BYAN masih bertengger di Rp23.275, maka hari ini harganya longsor ke Rp21.775.
Dato sendiri mengempit saham BYAN sebanyak 61,13% atau sebanyak 2,037 miliar lembar. Pemegang saham BYAN terbesar lainnya adalah publik 22,5% dan PT Sumber Suryadaya Prima sebanyak 10%.
Penurunan saham BYAN hari ini membuat emiten itu masuk jajaran top losers seiring dengan melemahnya indeks harga saham gabungan (IHSG).
Berdasarkan data BEI, saham BYAN meninggalkan posisi all time high-nya dan parkir di Rp21.775 per saham. Padahal, saham BYAN dibuka menguat menjadi Rp23,550, dibandingkan penutupan kemarin Rp23.275.
Harga saham BYAN pun cukup tangguh sepanjang bulan ini di tengah pelemahan IHSG. Saham BYAN terpantau hanya melemah 5 kali perdagangan, yakni pada 8 Desember, 9 Desember, 12 Desember, 15 Desember, dan 22 Desember 2022. Dalam sepekan, saham BYAN menguat 18,02%.
Pelemahan harga BYAN diyakini terjadi karena beberapa faktor, yakni terkoreksinya harga batu bara dunia dan aksi penjualan saham yang dilakukan Low Tuck Kwong dengan harga jual jauh di bawah harga pasar.
Meski begitu, BYAN merupakan saham paling fenomenal berkat keberhasilan kenaikan harga saham ke level tertinggi baru, kapitalisasi pasar (market cap) hingga mencapai nomor dua, terciptanya orang terkaya nomor satu di Indonesia, dan dividen interim terbesar emiten sepanjang 2022.
Kapitalisasi pasar BYAN pun melambung dengan mencapai Rp725,83 triliun. Sempat berhasil menggeser posisi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), namun masih dibawah posisi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp1.066 triliun.
Sementara, sejarah baru yang dicetak BYAN adalah pembagian dividen interim paling besar sepanjang tahun ini mencapai USD1 miliar (sekitar Rp15,5 triliun, asumsi kurs Rp15.500/USD) atau sebanyak USD0,03 per saham. Dividen interim ini tercatat yang paling besar diberikan emiten sepanjang tahun 2022 ini.
Berdasarkan laporan Real Time Forbes Billionaires List, kekayaan Dato low Tuck Kwong tercatat USD25,2 miliar atau sekitar Rp393 triliun. Sang Dato menggeser posisi Duo Hartono yang selama ini menguasai singasana sebagai orang terkaya di Indonesia.
Kini Budi Hartono harus puas menempati posisi kedua orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan USD22,1 miliar atau sekitar Rp344 triliun dan Michael Hartono di urutan ketiga dengan total kekayaan USD21,3 miliar atau sekitar Rp332 triliun.
Nah gara-gara harga sahamnya (BYAN/PT Bayan Resources Tbk) anjlok sebesar sebesar Rp1.500 per lembar, kekayaaan Dato pun ambles hingga Rp3 triliun lebih. Jika kemarin (27/12/2022) harga sama BYAN masih bertengger di Rp23.275, maka hari ini harganya longsor ke Rp21.775.
Dato sendiri mengempit saham BYAN sebanyak 61,13% atau sebanyak 2,037 miliar lembar. Pemegang saham BYAN terbesar lainnya adalah publik 22,5% dan PT Sumber Suryadaya Prima sebanyak 10%.
Penurunan saham BYAN hari ini membuat emiten itu masuk jajaran top losers seiring dengan melemahnya indeks harga saham gabungan (IHSG).
Berdasarkan data BEI, saham BYAN meninggalkan posisi all time high-nya dan parkir di Rp21.775 per saham. Padahal, saham BYAN dibuka menguat menjadi Rp23,550, dibandingkan penutupan kemarin Rp23.275.
Harga saham BYAN pun cukup tangguh sepanjang bulan ini di tengah pelemahan IHSG. Saham BYAN terpantau hanya melemah 5 kali perdagangan, yakni pada 8 Desember, 9 Desember, 12 Desember, 15 Desember, dan 22 Desember 2022. Dalam sepekan, saham BYAN menguat 18,02%.
Pelemahan harga BYAN diyakini terjadi karena beberapa faktor, yakni terkoreksinya harga batu bara dunia dan aksi penjualan saham yang dilakukan Low Tuck Kwong dengan harga jual jauh di bawah harga pasar.
Meski begitu, BYAN merupakan saham paling fenomenal berkat keberhasilan kenaikan harga saham ke level tertinggi baru, kapitalisasi pasar (market cap) hingga mencapai nomor dua, terciptanya orang terkaya nomor satu di Indonesia, dan dividen interim terbesar emiten sepanjang 2022.
Kapitalisasi pasar BYAN pun melambung dengan mencapai Rp725,83 triliun. Sempat berhasil menggeser posisi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), namun masih dibawah posisi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp1.066 triliun.
Baca Juga
Sementara, sejarah baru yang dicetak BYAN adalah pembagian dividen interim paling besar sepanjang tahun ini mencapai USD1 miliar (sekitar Rp15,5 triliun, asumsi kurs Rp15.500/USD) atau sebanyak USD0,03 per saham. Dividen interim ini tercatat yang paling besar diberikan emiten sepanjang tahun 2022 ini.
(uka)