Tolak Larangan Penjualan Rokok Ketengan, Ternyata Ini Alasan Utama Pedagang
loading...
A
A
A
Target pasar tersebut yang membuat Heri tidak setuju dengan adanya larangan penjualan rokok ketengan. Sebab para konsumennya ketika selesai makan siang lebih banyak yang menghabiskan beberapa batang rokok saja, sebelum kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Yang jajan ketempat saya itu ya karyawan-karyawan bawah, seperti sekuriti, mahasiswa, dan lainnya," ujar Heri.
Meski bukan sebagai pemasukan utama, Heri juga mengakui bahwa keuntungan menjual rokok ketengan lebih besar dibanding bungkusan. Namun yang penting dari berjualan bukan hanya soal besar-kecil keuntungan, tetapi keberlanjutan.
"Kalau (keuntungan jual ketengan) dari harga per bungkusnya ya Rp2.000-3.000-an," lanjutnya.
"Yang jajan ketempat saya itu ya karyawan-karyawan bawah, seperti sekuriti, mahasiswa, dan lainnya," ujar Heri.
Meski bukan sebagai pemasukan utama, Heri juga mengakui bahwa keuntungan menjual rokok ketengan lebih besar dibanding bungkusan. Namun yang penting dari berjualan bukan hanya soal besar-kecil keuntungan, tetapi keberlanjutan.
"Kalau (keuntungan jual ketengan) dari harga per bungkusnya ya Rp2.000-3.000-an," lanjutnya.
(uka)