Erick Thohir Ungkap Alasan Harga Pertalite Tetap Rp10.000 Meski Pertamax Turun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk tidak menurunkan harga bahan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar meski Pertamax turun mengikuti fluktuasi harga minyak dunia. Harga Pertamax rencananya akan turun harga mulai, Selasa (3/1) pukul 14.00 WIB dari Rp 13.900 per liter menjadi Rp 12.800 per liter sedangkan harga Pertalite tetap Rp 10.000 per liter.
"Ini tentu berbeda dengan BBM nonsubsidi yang mengikuti tren harga pasar dan harga minyak mentah dunia. Untuk Pertalite dan Solar subsidi, pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan subsidi sehingga harganya tidak berubah," kata Erick Thohir, di Jakarta, Selasa (3/1/2022).
Menurut dia harga Pertalite sebesar Rp 10.000 per liter masih diberikan subsidi. Melalui mekanisme subsidi dan kompensasi, Erick mengatakan harga Pertalite tetap sebesar Rp10.000 per liter dan Solar subsidi sebesar Rp 6.800 per liter.
Erick menyebut harga Pertalite dan Solar subsidi sejatinya masih berada di bawah harga keekonomian. Menurutnya, pemberian subsidi, menjadi bukti keberpihakan dan keseriusan pemerintah dalam membantu masyarakat dalam menatap tahun baru penuh optimisme.
Dia mengatakan pengumuman harga jual terbaru Pertamina memang sedikit lebih lambat dibandingkan badan usaha lain. Hal itu wajar mengingat Pertamina sebagai BUMN mempertimbangkan berbagai aspek agar tetap dapat menjamin keberlangsungan penyediaan dan penyaluran BBM.
Salah satu alasan mendasar ialah turunnya harga minyak mentah dunia. Pada perdagangan Jumat (30/12/2022) atau hari terakhir perdagangan pada 2022 harga minyak mentah Brent bertengger di level USD85,91 per barel. Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dibanderol USD 80,26 per barel.
"Sekarang harga minyak dunia turun ke USD 79 per barel, karena itu kemarin, sebelum akhir tahun baru, kami rapat tiga Menteri. Ada bu Menkeu, Pak Menteri ESDM, saya, bu Nicke diundang waktu itu, untuk memproyeksikan bagaimana harga BBM yang pasar, yang bukan dibantu pemerintah," ungkap Erick.
"Ini tentu berbeda dengan BBM nonsubsidi yang mengikuti tren harga pasar dan harga minyak mentah dunia. Untuk Pertalite dan Solar subsidi, pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan subsidi sehingga harganya tidak berubah," kata Erick Thohir, di Jakarta, Selasa (3/1/2022).
Menurut dia harga Pertalite sebesar Rp 10.000 per liter masih diberikan subsidi. Melalui mekanisme subsidi dan kompensasi, Erick mengatakan harga Pertalite tetap sebesar Rp10.000 per liter dan Solar subsidi sebesar Rp 6.800 per liter.
Erick menyebut harga Pertalite dan Solar subsidi sejatinya masih berada di bawah harga keekonomian. Menurutnya, pemberian subsidi, menjadi bukti keberpihakan dan keseriusan pemerintah dalam membantu masyarakat dalam menatap tahun baru penuh optimisme.
Dia mengatakan pengumuman harga jual terbaru Pertamina memang sedikit lebih lambat dibandingkan badan usaha lain. Hal itu wajar mengingat Pertamina sebagai BUMN mempertimbangkan berbagai aspek agar tetap dapat menjamin keberlangsungan penyediaan dan penyaluran BBM.
Salah satu alasan mendasar ialah turunnya harga minyak mentah dunia. Pada perdagangan Jumat (30/12/2022) atau hari terakhir perdagangan pada 2022 harga minyak mentah Brent bertengger di level USD85,91 per barel. Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dibanderol USD 80,26 per barel.
"Sekarang harga minyak dunia turun ke USD 79 per barel, karena itu kemarin, sebelum akhir tahun baru, kami rapat tiga Menteri. Ada bu Menkeu, Pak Menteri ESDM, saya, bu Nicke diundang waktu itu, untuk memproyeksikan bagaimana harga BBM yang pasar, yang bukan dibantu pemerintah," ungkap Erick.
(nng)