RJ Lino Bantah Tuduhan Rizal Ramli soal KA Pelabuhan

Jum'at, 30 Oktober 2015 - 16:36 WIB
RJ Lino Bantah Tuduhan Rizal Ramli soal KA Pelabuhan
RJ Lino Bantah Tuduhan Rizal Ramli soal KA Pelabuhan
A A A
JAKARTA - Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) RJ Lino membantah menghalangi masuknya kereta api (KA) ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta seperti yang dikatakan Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli.

Dia mengatakan, pihaknya telah menyediakan lahan untuk masuknya jalur kereta api di pelabuhan sejak 30 tahun lalu. Namun, hingga saat ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum mengeluarkan izin pembebasan lahannya. Itu sebabnya hingga saat ini kereta api belum melintas di pelabuhan tersebut.

‎"Dari 30 tahun lalu itu lahan untuk kereta api sudah kita sediakan. Tapi kenapa kereta api enggak masuk-masuk karena Kemenhub belum keluarkan izin pembebasan lahannya. Jadi bukan saya yang menghalangi adanya kereta api di pelabuhan," katanya di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (30/10/2015).

Dia menuturkan, selama ini semua orang percaya, untuk mengatasi kemacetan di Indonesia perlu dibangun KA, layaknya Jepang yang terdapat KA di manapun. Namun, sambung Lino, jalur kereta api di Jepang seluruhnya dibangun dengan dua bidang yaitu sistem bawah tanah dan kereta layang.

"Dia (Jepang) itu enggak ada tuh railways-nya yang sebidang. Mereka railways-nya dua bidang. Kalau enggak dari bawah tanah, railways nya terbang," terang Lino. (Baca:Rizal Ramli Sebut RJ Lino Membangkang).

Pangsa pasar (market share) kereta di Jepang juga hanya sekitar 3,8%. Bahkan di Pelabuhan Rotterdam, Belanda pangsa pasar kereta pelabuhan maksimum hanya 10%.

Di memperkirakan pangsa pasar KA di Pelabuhan Tanjung Priok tidak lebih dari 3%. "Karena untuk ke Priok, kereta api ini harus lewat Kelender, Jatinegara, Kramat, dan Kemayoran. Di mana banyak sekali lintasan yang sebidang. Sehingga angkutan barang hanya bisa lewat malam hari saat angkutan penumpang berkurang," terangnya.

Menurutnya, jika pangsa pasar KA di Pelabuhan Tanjung Priok hanya 3% tidak ada istimewanya. Kereta tersebut tidak akan ada gunanya untuk mengurangi kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok.

Kemacetan di Priok, sambung dia, bisa diatasi dengan kapal tongkang yang melintas lewat kanal sepanjang 3 kilometer (km). "Itu nanti bisa untuk 150 kontainer. Itu 3 km panjangnya," ucapnya.

Dengan adanya transportasi tersebut, ongkos angkut di Pelabuhan Tanjung Priok akan bisa dikurangi sekitar USD30 hingga USD50 dibanding ongkos angkut saat ini. ‎
"Solusi ini yang harusnya dikerjakan. Bukan solusi yang 3%. Tapi ini bukan karena kita menghalangi kereta api di pelabuhan masuk," tegas dia.

Terlebih, pembangunan KA pelabuhan tersebut tidak ada kaitannya dengan lamanya waktu bongkar muat (dwelling time) di pelabuhan Tanjung Priok. "Karena dwelling time itu kaitannya dengan proses pengurusan dokumen," pungkas Lino.

Sebelumnya diberitakan, Rizal Ramli ‎menegaskan akan menindak tegas PT Pelindo II jika masih menghalangi KA melintas di Pelabuhan Tanjung Priok.

Dia mengungkapkan, selama ini Pelindo II dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) kerap tidak akur lantaran Pelindo II tidak mau ada jalur kereta api barang yang keluar masuk (loading and unloading) di pelabuhan.

"‎Karena mungkin bisnisnya kan kalau ada kereta api, bisa berkurang bisnisnya," katanya di gedung BPPT, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca Juga:

Rizal Ramli Ancam 'Kepret' Pelindo II

Alasan Rizal Ramli Doyan Campuri Urusan Menteri Lain

Rizal: RJ Lino Jangan Jumawa, Ini Sudah Waktunya Disetop
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7809 seconds (0.1#10.140)