Sang Cahaya untuk Leicester

Senin, 09 Mei 2016 - 15:34 WIB
Sang Cahaya untuk Leicester
Sang Cahaya untuk Leicester
A A A
JAKARTA - Kesuksesan Leicester City menjuarai Liga Primer Inggris musim 2015/2016 alias pertama kalinya dalam sejarah, turut meroketkan nama sang pemilik: Vichai Srivaddhanaprabha.

“Jujur saya cukup tersendat. Ini menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan kebersamaan, Anda dapat mencapai apa pun,” ujarnya seperti dilansir The Straits Times, Sabtu (7/5/2016).

Untuk mengapresiasi perjuangan pemainnya yang telah bekerja keras, Vichai pun memberi hadiah Mercedes Benz B-Class. Harga mobil mewah pabrikan Jerman itu dibanderol 32.670 pounds atau sekitar Rp630 juta. Artinya Vichai mengeluarkan uang sebanyak 1 juta pounds alias berkisar Rp19,2 miliar kepada 30 pemainnya.

Pria asal Thailand, 58 tahun, itu memang dikenal dermawan. Pada ulang tahunnya yang jatuh 3 April lalu, ia membagikan makanan dan minuman gratis kepada para suporter The Foxes saat Leicester berhadapan dengan Southampton.

Jumlah tersebut tidak menjadi masalah dibanding kekayaan Vichai. Melansir Forbes, Rabu (4 Mei 2016), mencatat kekayaan pria asal Thailand, 58 tahun, itu mencapai USD3,1 miliar alias Rp41,29 triliun (estimasi kurs Rp13.320 per dolar AS).

Forbes, pemeringkat orang-orang tajir di dunia menempatkan Vichai di rangking 612 dunia dari daftar 1.000 orang terkaya di muka bumi. Peringkat ini naik dari sebelumnya rangking 714 dunia dengan kekayaan USD2,9 miliar pada 2015.

Vichai pun dikenal sebagai orang nomor empat terkaya di negaranya, dengan jaringan bisnis King Power Duty Free.

Awal bisnis Vichai dimulai tahun 1989 dengan sebuah toko ritel tunggal Duty Free di Bangkok. Ketika itu, ia masih menyandang nama aslinya, Vichai Raksriaksorn. Semakin besar bisnisnya membawa Vichai ke lingkaran keluarga Kerajaan Thailand.

Kedekatan ini pula yang membuatnya meraih jackpot pada 2006, ketika memenangkan konsesi untuk pembangunan bandara baru Suvarnabhumi.

Jaringan bisnisnya pun semakin membuncah. King Power memiliki monopoli atas bisnis ritel di Bangkok, terutama Bandara Suwarnabhumi, Bandara Don Muang, dan Bandara Internasional Hat Yai. Jaringan bisnisnya juga meluas hingga kawasan wisata Chiang Mai dan Pattaya. Saat ini Vichai mempekerjakan sekitar 7.000 karyawan.

Selain sebagai seorang pengusaha, Vichai juga dikenal sebagai penggemar olahraga. Ia merupakan bekas pemain polo dan memiliki puluhan kuda pacu serta mensponsori All Asia Cup.

Pada Agustus 2010, ia mendapat tawaran dari Milan Mandaric yang menjual Leicester City senilai USD57 juta. Ketika itu, The Foxes masih berada di Divisi Championship alias kasta kelas dua.

Berbeda dengan pengusaha lainnya yang membeli klub sepakbola, ayah empat anak ini tidak jor-joran membuang uang dengan membeli pemain mahal. Ia membenahi infrastruktur stadion, mempoma semangat timnya, dan membeli pemain yang cocok untuk bermain kompak.

Pada bulan Februari tahun 2013, ia dan keluarganya diberikan dengan nama kehormatan Srivaddhanaprabha, yang berarti cahaya kemuliaan progresif oleh raja Thailand. "Ini adalah kehormatan terbesar keluarga kami untuk menerima ini nama meriah diberikan," kata Vichai ketika itu.

Dan saat mencetak sejarah, Vichai telah mengingatkan kita kembali bahwa keberhasilan Leicester City karena kerja sama tim dan usaha, kepemimpinan yang cerdik dan bukan skuad mahal kumpulan para bintang. Seperti nama barunya Srivaddhanaprabha, Vichai memberi cahaya bagi Leicester City.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7082 seconds (0.1#10.140)