Mendag Lembong Klaim Daging Sapi Beku Lebih Higienis

Kamis, 16 Juni 2016 - 23:37 WIB
Mendag Lembong Klaim Daging Sapi Beku Lebih Higienis
Mendag Lembong Klaim Daging Sapi Beku Lebih Higienis
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong mengklaim bahwa daging sapi beku jauh lebih higienis ketimbang daging sapi segar yang saat ini menjadi kegemaran masyarakat Indonesia. Bahkan, dia berani membuktikan dengan penelitian ilmiah mengenai asumsinya tersebut.

Dia mengatakan, daging sapi yang melalui proses pembekuan akan membuat kumannya cepat mati. Sementara daging segar yang baru dipotong, biasanya langsung digantung oleh si pedagang sehingga kuman yang menempel tidak akan mati.

"Sekarang coba kuman mana yang tahan berada di suhu minus. Saya kira hanya perlu tanya kepada ilmuwan bahwa dalam proses pembekuan semua kuman pasti mati.‎ Sementara daging baru dipotong, digantung itu kuman tidak mati," katanya saat berbincang dengan media di kantornya, Kamis (16/6/2016).

Menurutnya, di negara maju seperti Jerman, Inggris, Jepang, dan Singapura sekalipun toko spesialis daging (butchershop) tidak ada yang menjual daging segar dan baru dipotong. ‎Mereka pasti menjual daging beku dan dibeli konsumen untuk kemudian masuk ke dalam ruang pendingin.

(Baca: Menko Darmin Sebut Daging Sapi Beku Tak Enak Hanya Mitos)

"‎Kita juga harus maju. Dan itu tugas Kemendag karena perlindungan konsumen dibawah Kemendag. Ini kan hal baru. Syukurlah hal seperti ini bisa terbongkar dengan kisruhnya isu sapi di bulan ini," imbuh dia.

Meski baru sebatas ide pribadinya, namun Tom berpikir untuk mensosialisasikan konsumsi daging beku ‎lewat program renovasi 1.000 pasar per tahun yang diusung Kemendag. Dari program tersebut, pihaknya akan mengkampanyekan bahwa daging beku lebih berkualitas ketimbang daging segar.

“Jadi akan kami mulai dari ribuan pasar rakyat dibawah naungan Kadisperindag, Pemda, dan Kemendag. Kami kampanye ke masyarakat, pedagang di pasar mengenai baiknya daging beku," tuturnya.

Tak hanya itu, dirinya juga berpikir untuk memilih beberapa daerah percontohan dengan memfasilitasi sarana dan prasarana penjualan daging beku, seperti kulkas dan gudang pendingin, dimana pemasok dan pedagang bisa menyimpan daging di gudang tersebut.

"Sejauh‎ ini, kami baru ngomong daging beku dalam rangka impor. Tapi bayangkan kalau semua RPH (rumah potong hewan) juga langsung mengolah ke daging beku atau semi kemasan. Dan potongan itu bisa distok dan ditumpuk. Mungkin perlu pilot project, nanti dari sana baru disebarkan ke daerah lain," tandas Tom.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8363 seconds (0.1#10.140)