Holding Terbentuk, Pertamina-PGN Siap Investasi Gabungan USD1,5 Miliar

Senin, 25 Juli 2016 - 17:57 WIB
Holding Terbentuk, Pertamina-PGN Siap Investasi Gabungan USD1,5 Miliar
Holding Terbentuk, Pertamina-PGN Siap Investasi Gabungan USD1,5 Miliar
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyatakan akan melakukan investasi gabungan dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar USD1,5 miliar atau sekitar Rp19,69 triliun (estimasi kurs Rp13.132/USD) dalam lima tahun kedepan. Hal ini dilakukan setelah holding Pertamina-PGN resmi terbentuk.

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menyatakan, pembentukan holding ini akan menghilangkan duplikasi investasi yang selama ini terjadi antara dua perusahaan pelat merah tersebut. Selama ini, dua BUMN tersebut dikenal kerap bentrok dalam investasi jaringan pipa gas.

"Itu estimasinya dalam lima tahun ke depan itu USD1,5 miliar mulai dari duplikasi. Misalnya, kalau kita mau membangun pipa Duri-Dumai dan juga kita mengoptimasi pipa yang sudah kita punyai, dengan pipa yang lain," katanya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/7/2016).

Arief melanjutkan, FSRU yang dimiliki PGN selain bermanfaat untuk keperluan listrik PLN, juga diperlukan untuk kilang-kilang yang dimiliki Pertamina. "Adanya kilang baru kami dan kilang upgrade kami seperti yang di Cilacap, kami juga membutuhkan hal tersebut. Ada beberapa dan kita petakan di semua wilayah. Itu dari sisi investasi kedepan," imbuh dia.

Selain itu, sambung Arief, holding BUMN energi ini juga akan mensinergikan operasi yang ada di Pertamina dan PGN. Misalnya, terkait jaringan transmisi gas yang dimiliki Pertagas dan PGN, serta pasokan dan alokasi gas yang dimiliki kedua BUMN energi tersebut.

Pada dasarnya, pembentukan holding ini guna memastikan infrastruktur gas berkembang dengan cepat. Sebab, investasi gas selain membutuhkan dana yang tidak sedikit juga membutuhkan komitmen yang kuat.

Dan juga tentunya harga yang bisa optimal untuk para konsumen. "Dan ini sebetulnya interest utamanya bukan hanya value creation, tapi sebenarnya pembangunan infrastruktur dan keterjangkauan harga untuk konsumen," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4407 seconds (0.1#10.140)