Soal Tax Amnesty, Sri Mulyani Bilang Dunia Tak Akan Runtuh

Selasa, 27 September 2016 - 16:17 WIB
Soal Tax Amnesty, Sri Mulyani Bilang Dunia Tak Akan Runtuh
Soal Tax Amnesty, Sri Mulyani Bilang Dunia Tak Akan Runtuh
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta masyarakat yang berniat mengikuti program pengampunan pajak atau tax amnesty untuk tenang. Meskipun periode I tax amnesty hampir usai, namun masih ada dua periode lainnya yang bisa diikuti oleh masyarakat.

(Baca Juga: Pengusaha Kakap Ikut Tax Amnesty, Uang Tebusan Tembus Rp65,9 T)

Dia mengatakan, tarif tebusan yang dipatok pemerintah untuk periode II dan periode III pun tidak terlalu besar, yaitu 3% untuk periode II dan 5% untuk periode III. Jadi, masyarakat pun tidak perlu khawatir akan dikenakan tarif tebusan ‎yang kelewat tinggi.

"Saya juga mau sampaikan, karena selama ini orang beranggapan seakan sesudah September dunia akan runtuh. Enggak juga. Tax amnesty itu kan sembilan bulan. Bahwa semua pihak ingin memanfaatkan yang 2%, iya. Tapi Senin (Oktober) itu tarifnya hanya naik jadi 3%. Tidak naik 200%," katanya di Gedung Ditjen Pajak Kemenkeu, Jakarta, Selasa (28/9/2016).

(Baca Juga: Respons Sri Mulyani Saat Pengusaha Ramai-ramai Daftar Tax Amnesty)

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengklaim, tarif rendah untuk tebusan tax amnesty ‎memang sangat langka. Bahkan, di negara lain tidak ada yang menerapkan tarif tebusan serendah program amnesti pajak yang diberlakukan di Indonesia.

"‎Tax amnesty yang rate nya sangat rendah ini memang sangat langka. Biasanya ratenya turun hanya sedikit, atau hanya hapus sanksi administrasi saja. Dalam hal ini, UU Tax Amnesty itu spiritnya sudah memikirkan dengan matang, dan mendesain rate nya naik dari 2%, 3%, dan 5%," imbuh dia.

Untuk itu, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan momen langka ini dengan mendeklarasikan hartanya dalam program amnesti pajak.‎ "Dari tax amnesty, hal yang paling berharga adalah data mengenai deklarasi. Dan ini akan membuat suatu pondasi yang kuat bagi perekonomian Indonesia," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7359 seconds (0.1#10.140)