Sri Mulyani Sebut Isu Rush Money 25 November Hasutan Berbahaya

Jum'at, 18 November 2016 - 13:11 WIB
Sri Mulyani Sebut Isu Rush Money 25 November Hasutan Berbahaya
Sri Mulyani Sebut Isu Rush Money 25 November Hasutan Berbahaya
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menanggapi dingin soal gerakan penarikan dana secara besar-besaran (rush money) pada 25 November 2016. Baginya, ajakan yang menyebar melalui media sosial tersebut adalah sebuah hasutan berbahaya bagi masyarakat Indonesia.

Dia mengatakan, masyarakat sejatinya memiliki kebebasan untuk mengekspresikan pandangan politiknya. Namun, hal tersebut tidak merembet ke ranah ekonomi karena penarikan dana secara besar-besaran tentu akan berdampak terhadap stabilitas ekonomi Tanah Air.

"Karena kalau sampai terjadi ekonomi yang tidak stabil, yang terkena justru kelas menengah dan masyarakat bawah. Keinginan untuk mengekspresikan pandangan politik ya silahkan saja diekspresikan secara politik," katanya dalam sebuah diskusi di Kawasan Senayan, Jakarta, kemarin malam.

Menurutnya, ajakan menarik dana di bank secara besar-besaran pada 25 November tersebut, sangat kontraproduktif dengan tujuan awal aksi unjuk rasa terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Ajakan tersebut dinilai justru akan berpengaruh terhadap kondisi sektor keuangan di Tanah Air, yang jelas tidak ada hubungannya dengan kasus penistaan agama oleh Ahok.

"Kalau cara ekspresinya dilakukan dengan melakukan suatu sabotase atau bahkan melukai diri sendiri, itu sebetulnya akan kontraproduktif. Karena itu yang akan terkena justru masyarakat tadi, yang kalau itu dilakukan akan menyebabkan kondisi sektor keuangan kita akan terkena dampak," imbuh dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini berharap, masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan hasutan-hasutan tersebut. Sri Mulyani meyakini, jika masyarakat peduli dengan kondisi perekonomian di Tanah Air, maka masyarakat akan menjaga dan tidak mudah dihasut untuk merusak negaranya sendiri.

"Menurut saya itu (rush money) adalah suatu hasutan yang berbahaya, yang tentu masyarakat sangat paham bahwa itu enggak akan mencapai tujuan yang diinginkan oleh masyarakat itu sendiri. Yakni suatu kondisi sosial yang baik yang menciptakan kesempatan kita untuk terus memperbaiki kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4647 seconds (0.1#10.140)