BI Pantau Penyebab Melemahnya Pertumbuhan Ekonomi

Selasa, 05 Mei 2015 - 17:47 WIB
BI Pantau Penyebab Melemahnya Pertumbuhan Ekonomi
BI Pantau Penyebab Melemahnya Pertumbuhan Ekonomi
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi kuartal I/2015 sebesar 4,71% (yoy) menjadi bahan pantauan BI ke sejumlah indikator beberapa bulan terakhir. Angka ini menurun dibanding kuartal sebelumnya sebesar 5,02% (yoy).

Pelemahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2015, didorong melemahnya kinerja beberapa komponen permintaan domestik seperti konsumsi lembaga nonprofit, konsumsi pemerintah dan investasi pada sektor bangunan.

"Pelemahan pada konsumsi pemerintah terjadi akibat belum optimalnya penyerapan belanja, terutama terkait APBN-P 2015 yang baru disahkan dan belum terealisirnya belanja pada sepuluh kementrian dan lembaga yang baru," ujar dia dalam rilisnya, Selasa (5/5/2015).

Sementara, penurunan yang terjadi pada pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit terutama akibat lebih rendahnya belanja pada periode ini dibanding periode sama tahun lalu yang sangat besar dengan adanya belanja pemilu (base effect).

"Pada investasi bangunan, pelemahan diakibatkan oleh masih adanya sikap wait and see sektor swasta dan masih belum berjalannya proyek-proyek pemerintah," imbuhnya.

Di sisi eksternal, kata Tirta, kinerja ekspor juga menurun sejalan masih lemahnya permintaan dan turunnya harga komoditas dunia. "Pertumbuhan impor menurun cukup dalam sejalan melemahnya perkembangan permintaan domestik. Sehingga, kondisi ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang menurun," jelas dia.

Meski demikian, pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mulai kembali meningkat pada kuartal II/2015. Pengeluaran pemerintah diprakirakan meningkat mulai kuartal II/2015 dan seterusnya sehingga menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi.

"Pertumbuhan investasi diperkirakan meningkat pada kuartal II/2015 dan triwulan-triwulan berikutnya seiring semakin meningkatnya belanja modal pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur. Hal ini sejalan dengan pemantauan kemajuan tahapan konstruksi dari berbagai proyek infrastruktur yang ada," tutur Tirta.

Namun, masih ada risiko bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2015 dapat mengarah ke batas bawah kisaran 5,4%-5,8%. "Pencapaian tingkat pertumbuhan tersebut akan dipengaruhi seberapa besar dan cepat realisasi berbagai proyek infrastruktur yang direncanakan pemerintah, selain konsumsi yang tetap kuat dan ekspor secara gradual akan membaik," jelasnya.

Bank Indonesia akan terus memonitor berbagai perkembangan baik domestik maupun eksternal mengingat kondisi ekonomi global kurang baik saat ini. "Kami juga memastikan agar perekonomian nasional ke depan berjalan dengan sehat dan berkelanjutan," pungkas Tirta.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0354 seconds (0.1#10.140)