Tujuh dari 13 Bandara AP II Masih Merugi
A
A
A
PADANG - PT Angkasa Pura II (AP II) menyatakan, dari 13 bandara yang dioperasikan perseroan, tercatat hingga akhir tahun lalu, tujuh di antaranya masih merugi.
Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya menjelaskan, Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Jakarta) merupakan penyumbang terbesar atau 70% dari total pendapatan perseroan sampai dengan Desember 2014.
"Jika dilihat bandara potensial itu masih Soekano-Hatta yang terdepan, lalu Medan, Pontianak, Bandung, Palembang, dan Pekanbaru. Yang lain belum beruntung menghasilkan laba," kata Budi usai melakukan kunjungan kerja ke Bandara Internasional Minangkabau, Padang, Sumbar, akhir pekan ini.
Untuk diketahui, operator bandara di kawasan Barat Indonesia ini sepanjang 2014 membukukan laba bersih sebesar Rp1,09 triliun atau tumbuh 6,39% dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp1,03 triliun.
Laba bersih mengalami kenaikan, sejalan dengan peningkatan pendapatan sebesar 16% atau dari Rp4,18 triliun pada 2013 menjadi Rp4,87 triliun pada 2014.
Dia mengakui, dari 13 bandara yang dilayani perseroan memang ada beberapa yang masih membukukan kerugian, termasuk di antaranya Bandara Minangkabau (Padang), Bandara Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Bandara Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Bandara Sultan Thaha (Jambi) dan Bandara Depati Amir (Pangkal Pinang).
Meski demikian, AP II akan terus melihat masing-masing potensi bisnis dari sejumlah bandara tersebut. Misalnya, bandara di Palembang yang akan dimaksimalkan layanan kargonya untuk pengiriman produk perikanan dan kelautan.
Perseroan juga telah menandatangani perjanjian dengan pesawat sewaan untuk penerbangan dari Macau ke Tanjung Pinang.
"Masing-masing bandara harus dilihat selling point-nya, harus diubah kebiasaan operator hanya menunggu bisnisnya datang. Bandara-bandara yang belum beruntung menghasilkan laba itu, mereka harus tumbuh dengan sendirinya," tegas Budi.
Bandara yang dikelola perseroan, yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru).
Selain itu, Bandara Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara).
(Baca: Bandara Minangkabau Digenjot Capai 25 Juta Penumpang)
Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya menjelaskan, Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Jakarta) merupakan penyumbang terbesar atau 70% dari total pendapatan perseroan sampai dengan Desember 2014.
"Jika dilihat bandara potensial itu masih Soekano-Hatta yang terdepan, lalu Medan, Pontianak, Bandung, Palembang, dan Pekanbaru. Yang lain belum beruntung menghasilkan laba," kata Budi usai melakukan kunjungan kerja ke Bandara Internasional Minangkabau, Padang, Sumbar, akhir pekan ini.
Untuk diketahui, operator bandara di kawasan Barat Indonesia ini sepanjang 2014 membukukan laba bersih sebesar Rp1,09 triliun atau tumbuh 6,39% dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp1,03 triliun.
Laba bersih mengalami kenaikan, sejalan dengan peningkatan pendapatan sebesar 16% atau dari Rp4,18 triliun pada 2013 menjadi Rp4,87 triliun pada 2014.
Dia mengakui, dari 13 bandara yang dilayani perseroan memang ada beberapa yang masih membukukan kerugian, termasuk di antaranya Bandara Minangkabau (Padang), Bandara Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Bandara Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Bandara Sultan Thaha (Jambi) dan Bandara Depati Amir (Pangkal Pinang).
Meski demikian, AP II akan terus melihat masing-masing potensi bisnis dari sejumlah bandara tersebut. Misalnya, bandara di Palembang yang akan dimaksimalkan layanan kargonya untuk pengiriman produk perikanan dan kelautan.
Perseroan juga telah menandatangani perjanjian dengan pesawat sewaan untuk penerbangan dari Macau ke Tanjung Pinang.
"Masing-masing bandara harus dilihat selling point-nya, harus diubah kebiasaan operator hanya menunggu bisnisnya datang. Bandara-bandara yang belum beruntung menghasilkan laba itu, mereka harus tumbuh dengan sendirinya," tegas Budi.
Bandara yang dikelola perseroan, yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru).
Selain itu, Bandara Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara).
(Baca: Bandara Minangkabau Digenjot Capai 25 Juta Penumpang)
(rna)