Penghapusan Premium Dinilai Perlu Dikaji Ulang
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan meminta pemerintah mengevaluasi kembali rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi terkait penghapusan bahan bakar minyak (BBM) premium.
"Saya tidak setuju karena memang untuk saat ini kondisi masyarakat memang masih belum mampu membeli BBM yang mahal," kata dia di Jakarta, Selasa (19/5/2015).
Menurut dia, penghapusan BBM jenis premium belum diperlukan, mengingat daya beli masyarakat secara keseluruhan belum mampu membeli BBM dengan harga mahal.
Apalagi sekarang, lanjut dia, premium tidak lagi mendapat subsidi dari pemerintah. Alhasil harganya menjadi semakin mahal.
"Ini yang harus dipikirkan kembali. Selain itu, juga kemampuan kilang kita masih belum mampu untuk memproduksi BBM dengan oktan 92 secara keseluruhan," tutur dia.
"Saya tidak setuju karena memang untuk saat ini kondisi masyarakat memang masih belum mampu membeli BBM yang mahal," kata dia di Jakarta, Selasa (19/5/2015).
Menurut dia, penghapusan BBM jenis premium belum diperlukan, mengingat daya beli masyarakat secara keseluruhan belum mampu membeli BBM dengan harga mahal.
Apalagi sekarang, lanjut dia, premium tidak lagi mendapat subsidi dari pemerintah. Alhasil harganya menjadi semakin mahal.
"Ini yang harus dipikirkan kembali. Selain itu, juga kemampuan kilang kita masih belum mampu untuk memproduksi BBM dengan oktan 92 secara keseluruhan," tutur dia.
(rna)