Ikon Properti Daerah Dibangun
A
A
A
PEMBANGUNAN properti tidak hanya berlangsung di Ibu Kota dan kawasan sekitarnya, juga menyasar kota-kota besar lain di seluruh Indonesia. Bukan hanya proyek berukuran kecil, pengembangan properti di daerah juga terjadi dalam skala besar, bahkan bisa dijadikan ikon baru.
Salah satunya kelompok usaha Ciputra Group dan PT Yasmin Bumi Asri yang membentuk JO (joint operationsatau kerja sama operasi) dalam mengembangkan megaproyek Centre Point of Indonesia (CPI) yang akan menjadi ikon Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), di atas lahan seluas 1.000 hektare.
Saat ini sejumlah pekerjaan konstruksi dan reklamasi (penimbunan laut) telah dan sedang dikerjakan. Direktur PT Yasmin Bumi Asri Adityawarman M Kouwagam mengatakan, pihaknya sebagai pemenang tender investasi pembangunan CPI telah menggandeng Ciputra Group sebagai salah satu developer properti terbesar di Indonesia, lalu membentuk JO untuk bersama-sama mengembangkan proyek prestisius ini. Pasalnya, proyek ini berskala besar dengan tantangan yang kompleks.
“Kami sepakat bekerja sama untuk melengkapi kekuatan yang dimiliki kedua belah pihak. Sebagai putra daerah, kami dipercaya oleh Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar dalam mewujudkan visi Bapak Gubernur dan Bapak Wali Kota untuk mengembangkan kawasan CPI,” tuturnya dalam rilis yang diterima pada Minggu (17/5).
Kepercayaan yang diberikan Pemprov yang sangat besar ini, lanjut dia, tidak akan disia-siakan karena proyek ini sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat Sulsel. Jadi, perusahaan perlu bersinergi dengan perusahaan properti terbaik di negeri ini.
PT Yasmin Bumi Asri lantas menggandeng Ciputra Group, di samping karena memiliki kredibilitas dan integritas teruji, pengembang papan atas tersebut juga sangat berpengalaman dan telah sukses mengembangkan kota-kota baru di dalam negeri hingga mancanegara.
“Kami telah mengantongi izin lengkap dari instansi terkait,” kata Adityawarman. Penanggung jawab kawasan CPI Soeprapto Budisantoso menambahkan, penggagas dari proyek CPI adalah Pemprov Sulsel bersama Pemkot Makassar, di mana proyek ini merupakan bagian dari masterplanKawasan Bisnis Global Terpadu seluas 1.000 hektare.
Berdasarkan perjanjian kerja sama (PKS) antara Pemprov Sulsel dan PT Yasmin Bumi Asri, sekitar 50 hektare lahan reklamasi tersebut bakal diserahkan kepada Pemprov Sulsel dari total keseluruhan pengembangan kawasan CPI seluas 157 hektare.Berbagai fasilitas umum, seperti masjid besar, wisma negara, area terbuka hijau (taman interaktif), kantor pemerintahan, pantai buatan, dan lain-lain akan dibangun di atas lahan seluas 50 hektare tersebut.
“Selebihnya, sekitar 107 hektare, JO Ciputra Yasmin akan mengembangkan Kota Baru yang dinamakan CitraLand City Losari Makassar sebagai kawasan modern terintegrasi yang terdiri atas area permukiman serta area komersial seperti mal, hotel, apartemen, perkantoran, dan lain-lain,” kata Soeprapto. Di tempat berbeda, PT Sanghyang 81 juga tengah membangun resor seluas 20 hektare di Pegantongan, Belitung Barat. Proses pembangunan ditargetkan selesai pada 2017.
“Bisnis properti dan pariwisata saat ini sangat bagus di Belitung dan Palembang. Saat ini kami masih persiapan pembangunan resor,” kata CEO PT Sanghyang 81 Helmy Yahya. Helmy menuturkan, konsep resor terdiri atas hotel dan vila dengan total 600 kamar di atas lahan 20 hektare. Pantai dan perkebunan lada akan menjadi viewresor tersebut. Resor ini menggabungkan keindahan pantai sepanjang 500 meter di Pegantongan dengan perkebunan lada.
“Belitung adalah penghasil lada terbaik di dunia. Banyak orang tidak tahu pohon lada. Dikira pohonnya tinggi dengan batang keras, padahal lada tumbuhan menjalar. Resor ini sekalian menyuguhkan agrowisata kebun lada,” sebutnya. Dengan garis pantai sepanjang 500 meter dan laut yang indah, para tamu resor, kata Helmy, bakal dimanjakan dengan berbagai wisata air.
“Di situ para tamu bisa diving, snorkeling, atau melakukan meditasi,” tandasnya. Helmy optimistis, perpaduan keindahan laut dan agrowisata lada akan menarik wisatawan ke sana. Apalagi, kata dia, pariwisata di Belitung terus berbenah dan aksesnya dekat dari Jakarta. Waktu tempuh dengan pesawat terbang dari Jakarta hanya 45 menit.
Rendra hanggara
Salah satunya kelompok usaha Ciputra Group dan PT Yasmin Bumi Asri yang membentuk JO (joint operationsatau kerja sama operasi) dalam mengembangkan megaproyek Centre Point of Indonesia (CPI) yang akan menjadi ikon Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), di atas lahan seluas 1.000 hektare.
Saat ini sejumlah pekerjaan konstruksi dan reklamasi (penimbunan laut) telah dan sedang dikerjakan. Direktur PT Yasmin Bumi Asri Adityawarman M Kouwagam mengatakan, pihaknya sebagai pemenang tender investasi pembangunan CPI telah menggandeng Ciputra Group sebagai salah satu developer properti terbesar di Indonesia, lalu membentuk JO untuk bersama-sama mengembangkan proyek prestisius ini. Pasalnya, proyek ini berskala besar dengan tantangan yang kompleks.
“Kami sepakat bekerja sama untuk melengkapi kekuatan yang dimiliki kedua belah pihak. Sebagai putra daerah, kami dipercaya oleh Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar dalam mewujudkan visi Bapak Gubernur dan Bapak Wali Kota untuk mengembangkan kawasan CPI,” tuturnya dalam rilis yang diterima pada Minggu (17/5).
Kepercayaan yang diberikan Pemprov yang sangat besar ini, lanjut dia, tidak akan disia-siakan karena proyek ini sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat Sulsel. Jadi, perusahaan perlu bersinergi dengan perusahaan properti terbaik di negeri ini.
PT Yasmin Bumi Asri lantas menggandeng Ciputra Group, di samping karena memiliki kredibilitas dan integritas teruji, pengembang papan atas tersebut juga sangat berpengalaman dan telah sukses mengembangkan kota-kota baru di dalam negeri hingga mancanegara.
“Kami telah mengantongi izin lengkap dari instansi terkait,” kata Adityawarman. Penanggung jawab kawasan CPI Soeprapto Budisantoso menambahkan, penggagas dari proyek CPI adalah Pemprov Sulsel bersama Pemkot Makassar, di mana proyek ini merupakan bagian dari masterplanKawasan Bisnis Global Terpadu seluas 1.000 hektare.
Berdasarkan perjanjian kerja sama (PKS) antara Pemprov Sulsel dan PT Yasmin Bumi Asri, sekitar 50 hektare lahan reklamasi tersebut bakal diserahkan kepada Pemprov Sulsel dari total keseluruhan pengembangan kawasan CPI seluas 157 hektare.Berbagai fasilitas umum, seperti masjid besar, wisma negara, area terbuka hijau (taman interaktif), kantor pemerintahan, pantai buatan, dan lain-lain akan dibangun di atas lahan seluas 50 hektare tersebut.
“Selebihnya, sekitar 107 hektare, JO Ciputra Yasmin akan mengembangkan Kota Baru yang dinamakan CitraLand City Losari Makassar sebagai kawasan modern terintegrasi yang terdiri atas area permukiman serta area komersial seperti mal, hotel, apartemen, perkantoran, dan lain-lain,” kata Soeprapto. Di tempat berbeda, PT Sanghyang 81 juga tengah membangun resor seluas 20 hektare di Pegantongan, Belitung Barat. Proses pembangunan ditargetkan selesai pada 2017.
“Bisnis properti dan pariwisata saat ini sangat bagus di Belitung dan Palembang. Saat ini kami masih persiapan pembangunan resor,” kata CEO PT Sanghyang 81 Helmy Yahya. Helmy menuturkan, konsep resor terdiri atas hotel dan vila dengan total 600 kamar di atas lahan 20 hektare. Pantai dan perkebunan lada akan menjadi viewresor tersebut. Resor ini menggabungkan keindahan pantai sepanjang 500 meter di Pegantongan dengan perkebunan lada.
“Belitung adalah penghasil lada terbaik di dunia. Banyak orang tidak tahu pohon lada. Dikira pohonnya tinggi dengan batang keras, padahal lada tumbuhan menjalar. Resor ini sekalian menyuguhkan agrowisata kebun lada,” sebutnya. Dengan garis pantai sepanjang 500 meter dan laut yang indah, para tamu resor, kata Helmy, bakal dimanjakan dengan berbagai wisata air.
“Di situ para tamu bisa diving, snorkeling, atau melakukan meditasi,” tandasnya. Helmy optimistis, perpaduan keindahan laut dan agrowisata lada akan menarik wisatawan ke sana. Apalagi, kata dia, pariwisata di Belitung terus berbenah dan aksesnya dekat dari Jakarta. Waktu tempuh dengan pesawat terbang dari Jakarta hanya 45 menit.
Rendra hanggara
(ars)