Pedagang Waspadai Beras Plastik
A
A
A
SEMARANG - Informasi adanya beras palsu yang terbuat dari plastik yang santer diberitakan di sejumlah media, menuai reaksi dari para pedagang di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Sejumlah pedagang mengaku waspada terhadap peredaran beras palsu tersebut.
Salah seorang pedagang beras di Pasar Rasamala Banyumanik, Suharti mengaku sudah mendengar adanya berita peredaran beras palsu. Dia berharap jangan sampai beras palsu masuk ke Kota Semarang dan merugikan banyak masyarakat. "Ya kalau ada kan yang dirugikan tidak hanya pembeli, pedagang juga rugi," katanya di Semarang, Rabu (20/5/2015).
Dia mengaku belum mengetahui secara pasti ciri-ciri beras yang menurut informasi terbuat dari plastik tersebut. Karena itu, sebagai pedagang Suharti mengaku ikut waspada jika nantinya ada temuan beras palsu.
Untuk mengantisipasi adanya beras palsu, Suharti mengatakan jika hanya mengambil beras dari langgananya yang setiap dua hari sekali mengirim beras kepadanya. "Saya sudah memiliki langganan sendiri, jadi sudah bisa dipastikan berasnya asli," ujar dia.
Pedagang beras di Pasar Dargo Semarang Dariyah mengaku, tidak terlalu memikirkan adanya beras palsu yang beredar di wilayah Banten. Menurutnya, selama ini jarang mengambil beras dari daerah Jawa Barat. "Mudah-mudah jangan sampai ada beras palsu," ucapnya.
Beredarnya beras palsu tidak hanya membuat para pedagang waspada, namun juga masyarakat mulai berhati-hati dalam membeli beras. Terlebih masyarakat juga tidak mengetahui perbedaan beras asli dan imitasi.
"Melihat langsung belum pernah, tapi melihat gambar yang beredar di internet bentuk dan warnanya nyaris sama jadi perlu hati-hati," ungkap Heni seorang ibu rumah tangga, warga Banyumanik.
Meski sampai saat ini dirinya belum sekalipun mendapati adanya beras imitasi atau palsu di pasaran di Kota Semarang, namun tetap membuatnya khawatir. "Kalau memang terbuat dari plastik pasti dampaknya tidak akan baik bagi tubuh," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang Nurjanah mengaku, belum mengetahui adanya isu beras palsu. Menurutnya, sejauh ini di Kota Semarang belum ditemukan adanya laporan beras plastik. "Kalaupun ada nanti akan kami selidiki," imbuh dia.
Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Kota Semarang Ngargono menyatakan, cukup prihatin adanya peredaran beras palsu dipasaran. Pihaknya berharap peredarannya tidak sampai di Kota Semarang.
Untuk menangakal masuknya beras palsu filter paling utama adalah ada pada pedagang beras itu sendiri. Pasalnya, pedagang yang bisa membedakan antara beras palsu atau asli.
"Dengan jam terbangnya yang tinggi pedagang saya yakin bisa membedakan. Di sinilah peran pedagang untuk ikut serta dalam melindungi konsumen. Jika pedagang sudah acuh, ya korbanya konsumen," jelasnya.
Bagi konsumen, LP2K berharap lebih berhati-hati, waspada dan diteliti dengan baik ketika melakukan pembelian beras. "Kalau ada konsumen yang menemukan adanya beras palsu sebaiknya segera melapor ke pihak terkait supaya bisa segera ditindaklanjuti," tandas Ngargono.
(Baca: Ini Ciri-ciri Beras Palsu dari Plastik)
Salah seorang pedagang beras di Pasar Rasamala Banyumanik, Suharti mengaku sudah mendengar adanya berita peredaran beras palsu. Dia berharap jangan sampai beras palsu masuk ke Kota Semarang dan merugikan banyak masyarakat. "Ya kalau ada kan yang dirugikan tidak hanya pembeli, pedagang juga rugi," katanya di Semarang, Rabu (20/5/2015).
Dia mengaku belum mengetahui secara pasti ciri-ciri beras yang menurut informasi terbuat dari plastik tersebut. Karena itu, sebagai pedagang Suharti mengaku ikut waspada jika nantinya ada temuan beras palsu.
Untuk mengantisipasi adanya beras palsu, Suharti mengatakan jika hanya mengambil beras dari langgananya yang setiap dua hari sekali mengirim beras kepadanya. "Saya sudah memiliki langganan sendiri, jadi sudah bisa dipastikan berasnya asli," ujar dia.
Pedagang beras di Pasar Dargo Semarang Dariyah mengaku, tidak terlalu memikirkan adanya beras palsu yang beredar di wilayah Banten. Menurutnya, selama ini jarang mengambil beras dari daerah Jawa Barat. "Mudah-mudah jangan sampai ada beras palsu," ucapnya.
Beredarnya beras palsu tidak hanya membuat para pedagang waspada, namun juga masyarakat mulai berhati-hati dalam membeli beras. Terlebih masyarakat juga tidak mengetahui perbedaan beras asli dan imitasi.
"Melihat langsung belum pernah, tapi melihat gambar yang beredar di internet bentuk dan warnanya nyaris sama jadi perlu hati-hati," ungkap Heni seorang ibu rumah tangga, warga Banyumanik.
Meski sampai saat ini dirinya belum sekalipun mendapati adanya beras imitasi atau palsu di pasaran di Kota Semarang, namun tetap membuatnya khawatir. "Kalau memang terbuat dari plastik pasti dampaknya tidak akan baik bagi tubuh," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang Nurjanah mengaku, belum mengetahui adanya isu beras palsu. Menurutnya, sejauh ini di Kota Semarang belum ditemukan adanya laporan beras plastik. "Kalaupun ada nanti akan kami selidiki," imbuh dia.
Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Kota Semarang Ngargono menyatakan, cukup prihatin adanya peredaran beras palsu dipasaran. Pihaknya berharap peredarannya tidak sampai di Kota Semarang.
Untuk menangakal masuknya beras palsu filter paling utama adalah ada pada pedagang beras itu sendiri. Pasalnya, pedagang yang bisa membedakan antara beras palsu atau asli.
"Dengan jam terbangnya yang tinggi pedagang saya yakin bisa membedakan. Di sinilah peran pedagang untuk ikut serta dalam melindungi konsumen. Jika pedagang sudah acuh, ya korbanya konsumen," jelasnya.
Bagi konsumen, LP2K berharap lebih berhati-hati, waspada dan diteliti dengan baik ketika melakukan pembelian beras. "Kalau ada konsumen yang menemukan adanya beras palsu sebaiknya segera melapor ke pihak terkait supaya bisa segera ditindaklanjuti," tandas Ngargono.
(Baca: Ini Ciri-ciri Beras Palsu dari Plastik)
(izz)