Rupiah Diprediksi Masih Tertekan
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari ini diprediksi masih tertekan seiring masih positifnya laju USD.
"Belum adanya sentimen positif yang menghampiri rupiah maka berat (sementara ini) untuk mampu berbalik positif terkecuali ada sentimen yang bagus untuk pembalikan arah rupiah," Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (9/6/2015).
Namun demikian, dia berharap bahwa pelemahan dapat terbatas meskipun tetap mewaspadai masih adanya potensi pelemahan lanjutan. Reza memprediksi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada pada rentang Rp13.355-Rp13.368/USD.
Sementara posisi rupiah kemarin berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.360/USD. Posisi ini terdepresiasi 72 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnya di level Rp13.288/USD.
Di awal pekan, laju rupiah masih menunjukkan pelemahannya seiring masih positifnya laju USD pasca dirilisnya kenaikan nonfarm payrolls, manufacturing payrolls, dan government payrolls AS.
Naiknya GDP growth dan current account Jepang mengapresiasikan laju yen, namun belum cukup kuat mengimbangi kenaikan laju USD. Apalagi laju yuan juga tidak bergerak seirama dengan yen dimana melemah setelah merilis penurunan pertumbuhan ekspor impornya meski nilai neraca perdagangannya surplus lebih besar dari sebelumnya.
"Belum adanya sentimen positif yang menghampiri rupiah maka berat (sementara ini) untuk mampu berbalik positif terkecuali ada sentimen yang bagus untuk pembalikan arah rupiah," Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (9/6/2015).
Namun demikian, dia berharap bahwa pelemahan dapat terbatas meskipun tetap mewaspadai masih adanya potensi pelemahan lanjutan. Reza memprediksi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada pada rentang Rp13.355-Rp13.368/USD.
Sementara posisi rupiah kemarin berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.360/USD. Posisi ini terdepresiasi 72 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnya di level Rp13.288/USD.
Di awal pekan, laju rupiah masih menunjukkan pelemahannya seiring masih positifnya laju USD pasca dirilisnya kenaikan nonfarm payrolls, manufacturing payrolls, dan government payrolls AS.
Naiknya GDP growth dan current account Jepang mengapresiasikan laju yen, namun belum cukup kuat mengimbangi kenaikan laju USD. Apalagi laju yuan juga tidak bergerak seirama dengan yen dimana melemah setelah merilis penurunan pertumbuhan ekspor impornya meski nilai neraca perdagangannya surplus lebih besar dari sebelumnya.
(rna)