Sri Rejeki Ekspor Baju Tentara ke 35 Negara
A
A
A
SUKOHARJO - PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) sampai saat ini sudah mengekspor baju tentara internasional ke 35 negara. Selain itu, perseroan juga telah menghasilkan lebih dari 100 merek pakaian jadi di seluruh dunia.
Head Corporate Finance Sritex Bintoro Dibyoseputro mengatakan, market share produk dalam dan luar negeri harus seimbang agar bisa berimbas baik ke perusahaan.
"Paling penting adalah meski kita sudah ekspor di 35 negara untuk baju tentara dan banyak merek pakaian internasional yang merupakan dari kami, paling penting adalah market domestik dan luar negeri harus seimbang. Apalagi kondisi global sekarang sedang kurang baik," ujarnya di kompleks industri Sritex, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (10/6/2015).
Wakil presiden direktur Sritex Iwan Kurniawan mengatakan, keseimbangan ini menunjang kelangsungan perusahaan. Pasalnya banyak perusahaan yang gulung tikar lantaran tak bisa membagi market share dengan seimbang.
"Kita sangat menjaga hal ini, karena kita perusahaan multicompany yang tidak hanya tergantung pada satu market dan satu produk. Jika kita mengandalkan hanya satu-satu seperti itu, dampaknya akan merugikan perusahaan jika terjadi perlambatan penjualan," tutup dia.
Head Corporate Finance Sritex Bintoro Dibyoseputro mengatakan, market share produk dalam dan luar negeri harus seimbang agar bisa berimbas baik ke perusahaan.
"Paling penting adalah meski kita sudah ekspor di 35 negara untuk baju tentara dan banyak merek pakaian internasional yang merupakan dari kami, paling penting adalah market domestik dan luar negeri harus seimbang. Apalagi kondisi global sekarang sedang kurang baik," ujarnya di kompleks industri Sritex, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (10/6/2015).
Wakil presiden direktur Sritex Iwan Kurniawan mengatakan, keseimbangan ini menunjang kelangsungan perusahaan. Pasalnya banyak perusahaan yang gulung tikar lantaran tak bisa membagi market share dengan seimbang.
"Kita sangat menjaga hal ini, karena kita perusahaan multicompany yang tidak hanya tergantung pada satu market dan satu produk. Jika kita mengandalkan hanya satu-satu seperti itu, dampaknya akan merugikan perusahaan jika terjadi perlambatan penjualan," tutup dia.
(izz)