Tekan Inflasi, Pemerintah Harus Tingkatkan Pasokan
A
A
A
JAKARTA - Center of Reform on Economics (Core) Indonesia mengungkapkan, untuk menekan kecenderungan peningkatan inflasi Ramadan yang terjadi setiap tahun pemerintah perlu meningkatkan pasokan, khususnya untuk komoditas yang mengalami peningkatan harga paling tinggi pada bulan tersebut.
Kebijakan antisipatif peningakatan pasokan yang terukur semestinya dapat mengurangi ekspektasi inflasi masyarakat pada Ramadan.
"Pemerintah melalui Bulog semestinya mampu mengambil peran ini dalam rangka menjaga stabilitas harga, baik di tingkat petani maupun konsumen," kata Direktur Eksekutif Core Indonesia Hendri Saparini di Jakarta, Selasa (16/6/2015).
Selain itu, pemerintah juga harus melakukan pengawasan dan mempublikasikan secara reguler data-data pangan seperti jumlah produksi, konsumsi, perkiraan stok, dan harga, baik aktual maupun proyeksi secara akurat dan terpadu.
Menurutnya, informasi asimetris yang menjadi salah satu penyebab ketidakstabilan pasokan dan harga dapat ditekan. Pengawasan terhadap stok pangan strategis dapat dilakukan secara bersama antara pemerintah dan swasta.
Salah satunya dengan membuat regulasi yang mengatur penyimpanan/pergudangan bahan pangan yang dilakukan swasta, termasuk mengatur kewajiban untuk registrasi, pemberian informasi mengenai kuantitas stok, serta kewenangan pemerintah untuk membeli stok tersebut jika diperlukan untuk mengendalikan harga.
"Sehingga, dengan stabilisasi harga pangan, pada gilirannya akan memberikan efek pengganda yang sangat besar bagi perekonomian nasional," tandas hendri.
Baca:
Kementan Tegaskan Tidak Ada Bawang Merah Impor
Kendalikan Harga, Kementan Operasi 12 Pasar di Jakarta
Keran Impor Cabai dan Bawang Belum Akan Dibuka
Kebijakan antisipatif peningakatan pasokan yang terukur semestinya dapat mengurangi ekspektasi inflasi masyarakat pada Ramadan.
"Pemerintah melalui Bulog semestinya mampu mengambil peran ini dalam rangka menjaga stabilitas harga, baik di tingkat petani maupun konsumen," kata Direktur Eksekutif Core Indonesia Hendri Saparini di Jakarta, Selasa (16/6/2015).
Selain itu, pemerintah juga harus melakukan pengawasan dan mempublikasikan secara reguler data-data pangan seperti jumlah produksi, konsumsi, perkiraan stok, dan harga, baik aktual maupun proyeksi secara akurat dan terpadu.
Menurutnya, informasi asimetris yang menjadi salah satu penyebab ketidakstabilan pasokan dan harga dapat ditekan. Pengawasan terhadap stok pangan strategis dapat dilakukan secara bersama antara pemerintah dan swasta.
Salah satunya dengan membuat regulasi yang mengatur penyimpanan/pergudangan bahan pangan yang dilakukan swasta, termasuk mengatur kewajiban untuk registrasi, pemberian informasi mengenai kuantitas stok, serta kewenangan pemerintah untuk membeli stok tersebut jika diperlukan untuk mengendalikan harga.
"Sehingga, dengan stabilisasi harga pangan, pada gilirannya akan memberikan efek pengganda yang sangat besar bagi perekonomian nasional," tandas hendri.
Baca:
Kementan Tegaskan Tidak Ada Bawang Merah Impor
Kendalikan Harga, Kementan Operasi 12 Pasar di Jakarta
Keran Impor Cabai dan Bawang Belum Akan Dibuka
(izz)